artikel pilihan


#3 | MENGENAL BANGSA ARAB JAHILIYAH (Bagian #2)



Pada tulisan yang lalu kita telah bahas bagaimana kondisi masyarakat jahiliyah dari sisi agama mereka. Pada tulisan kali ini kita akan coba mengupas bagaimana kehidupan kemasyarakatan mereka.


PERNIKAHAN DI MASA JAHILIYAH

Di masa jahiliyah dikenal ada beberapa jenis pernikahan, di dalam shahihnya, Al Imam Bukhari membawakan sebuah riwayat dari 'Aisyah radhiallâhu 'anha bahwa beliau mengatakan,
Pernikahan pada masa Jahiliyah terdiri dari empat macam:

1. Pernikahan seperti pernikahan orang sekarang yaitu seorang laki-laki mendatangi laki-laki yang lain lalu melamar wanita yang di bawah perwaliannya atau anak perempuannya. Sang wali pun kemudian menentukan maharnya dan menikahkannya.

2. Seorang laki-laki berkata kepada isterinya manakala ia sudah suci dari haidnya, "Pergilah kepada si fulan dan berhubungan suami-istrilah kamu dengannya." Setelah terjadi hubungan seks dengan pria tadi, maka sang suami pun mengasingkan istrinya dan tidak disentuh sama sekali sampai tampak tanda kehamilannya dari laki-laki tersebut. Dan ketika sudah kelihatan tanda kehamilannya, sang suami bisa menggauli istri tersebut kalau dia menginginkan. Ini dia lalukan karena ingin mendapatkan anak yang cerdas. Pernikahan semacam ini disebut sebagai nikah al istibdha'.

3. Sekelompok orang dalam jumlah yang kurang dari sepuluh berkumpul, kemudian mendatangi seorang wanita dan masing-masing menggaulinya. Jika wanita ini hamil dan melahirkan, kemudian setelah berlalu beberapa malam dari melahirkan, wanita ini akan mengirim utusan kepada semua laki-laki tadi lalu si wanita ini berkata kepada mereka, "Kalian telah mengetahui apa yang telah kalian lakukan dan aku sekarang telah melahirkan, dan dia ini adalah anakmu wahai si fulan!". Dia menyebutkan nama laki-laki yang dia senangi dari mereka, maka anaknya dinasabkan kepadanya.

4. Sekumpulan laki-laki mendatangi seorang wanita sedangkan si wanita ini tidak menolak sedikit pun siapa pun yang mendatanginya. Mereka ini adalah para pelacur. Di depan pintu-pintu rumah mereka ditancapkan bendera yang menjadi simbol mereka dan siapa pun yang menghendaki mereka maka dia bisa masuk. Jika dia hamil dan melahirkan, laki-laki yang pernah mendatanginya tersebut berkumpul lalu mengundang seorang pelacak nasab (al-Qaafah adalah pelacak nasab dengan melihat ciri-ciri pada si anak, -pent) kemudian si ahli ini menentukan bapak si anak tersebut kepada siapa yang mereka cocokkan ada kemiripannya dengan si anak. Lantas sang bapak pun memanggil si anak sebagai anaknya. Dalam hal ini, si laki-laki yang ditunjuk ini tidak boleh menyangkal. Maka ketika Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau hapuskan semua pernikahan kaum Jahiliyah tersebut kecuali pernikahan yang ada saat ini.[1]

Kaum Jahiliyah dikenal pula dengan istri-istrinya yang banyak. Poligami ketika itu dilakukan tanpa batasan tertentu. Mereka menikahi wanita-wanita yang bersaudara, mereka juga menikahi isteri bapak-bapak mereka bila telah ditalaq atau karena ditinggal mati oleh bapak mereka.
Allah berfirman,
وَلَا تَنْكِحُوا مَا نَكَحَ آبَاؤُكُمْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَمَقْتًا وَسَاءَ سَبِيلًا
"Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). ". (An Nisa’: 22) [2]


HAMPIR MERATANYA PERZINAHAN

Perbuatan zina ketika itu begitu menyebar. Hampir semuanya berzina kecuali hanya orang-orang tertentu yang memiliki jiwa mulia dan menjaga dirinya dari lumpur kehinaan. [3]


TRADISI MABUK-MABUKAN

Mereka juga memiliki tradisi mabuk-mabukan dengan minum khamr. Dahulu ketika mereka dalam keadaan mabuk, mereka akan menjadi orang yang dermawan, memberikan harta-harta mereka tanpa berpikir terlebih dahulu. Mereka pun berbangga-bangga dengan hal ini. Di dalam bait syair mereka disebutkan,
ولقد شربت من المدامة بعدما ... ركد الهواجر بالمشوف المعلم
بزجاجة صفراء ذات أسرة ... فرنت بأزهر بالشمال مفدم
فإذا شربت فإنني مستهلك ... مالي، وعرضي وافر لم يكلم
وإذا صحوت فما أقصر عن ندى ... وكما علمت شمائلي وتكرمي
"Sungguh telah kuteguk khamar setelah kulalui siang yang demikian terik dengan dinar dalam genggaman
dengan gelas kaca kuning yang bergaris kutuangkan dari kendi khamr yang bersaringSaat aku mabuk, sungguh kuhabiskan hartaku untuk kudermakan, namun begitu, kehormatanku masihlah adaKala aku tersadarkan, tak lepas dariku kedermawananku sebagaimana yang telah kau ketahui wahai kekasih, tentang kedermawanan dan kemuliaanku.[4]


PERJUDIAN

Bangsa Arab Jahiliyyah juga suka berjudi. Namun sisi baik dari judi ini, mereka biasanya mengambil keuntungan dari judi itu untuk menafkahi keluarga dan juga memberi makan fakir miskin. Oleh karena itu, anda lihat Al-Qur'an tidak mengingkari manfa'at dari khamar dan judi, hanya saja dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya. Allah berfirman,
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا 
Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya." (Al Baqarah: 219) [5]


MENGUBURKAN ANAK WANITA

Di antara kebiasaan mereka adalah membunuh anak-anak mereka. Allah berfirman,
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ
"…dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka..".(Al An'am: 151)

Ketika anak-anak yang terlahir itu adalah perempuan maka mereka akan sangat merasa malu. Bahkan sebagiannya menguburkan bayi-bayi perempuan itu dalam keadaan hidup-hidup. Allah berfirman,
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (58) يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (59)
"Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.(58) Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (59)". (An Nahl: 58-59). [6]


SUKA BERPECAH BELAH

Dahulu masyarakat jahiliyah sanngat bangga dengan perpecahan. Mereka menganggap perpecahan ini merupakan ekspresi dari kebebasan mereka, sebaliknya persatuan dan ketundukan kepada para pemimpin merupakan sebuah kerendahan. Perpecahan mereka tidak hanya dalam urusan agama, namun juga dalam urusan-urusan dunia mereka
Di dalam Al Qur’an Allah berfirman tentang mereka,
وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (31) مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ (32

Janganlah kalian menjadi seperti orang-orang musyrik, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka pun menjadi bergolongan-golongan. Setiap golongan bangga dengan apa yang ada di sisi mereka.” (Ar Rum 31-32).[7]


SUKA BERPERANG

Bangsa Arab terkenal pula suka berperang. Akan tetapi mereka menghormati bulan-bulan tertentu yang disebut sebagai Asyhuril Hurum (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab).

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ 
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu. (At Taubah, 36) [8]

Walaupun bangsa Jahiliyah memiliki berbagai macam tradisi yang buruk, akan tetapi pada diri mereka pun terdapat banyak akhlaq yang mulia. Di antara akhlaq tersebut adalah:


KEDERMAWANAN

Mereka dahulu dikenal dengan sifat yang dermawan, membantu dan melayani orang-orang yang membutuhkan. Salah satu bentuk kedermawanan mereka disebutkan dalam kisah berhala Latta.
Di dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menjelaskan tentang asal muasal berhala Latta. Kata beliau,
Al latta adalah patung putih yang berukir. Ia ditempatkan dalam sebuah rumah di Tha’if yang memiliki kelambu-kelambu dan juru kunci. Sekelilingnya terdapat halaman. Latta di agungkan oleh penduduk Tha’if”
Kemudian Ibnu Katsir menjelaskan hakikat Latta dan membawakan hadits,

عن ابن عباس رضي الله عنهما ، في قوله : { اللات والعزى } كان اللات رجلا يلت سويق الحاج
Dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu’anhuma, beliau menafsirkan makna ayat اللات والعزى bahwa Latta adalah seorang lelaki yang membuat adonan roti untuk para jama’ah haji” (HR. Al Bukhari)

Ternyata Latta dulunya adalah seorang yang dermawan yang membuatkan roti kepada jama’ah haji dengan cuma-cuma. Ketika ia meninggal, orang-orang mengenangnya dan mendatangi kuburannya, lalu beribadah di sana. Lama-kelamaan ia diagungkan dan menjadi berhala yang disembah selain Allah. [9]


MENEPATI JANJI

Bangsa Arab juga dikenal menepati janjinya. Untuk menetapi janjinya ini mereka bersedia untuk berkorban harta dan jiwa. Hal ini terekam dalam kisah Yaum Dzi Qaar sebagaimana yang disebutkan oleh Al Imam At Thabari dalam Tarikh beliau,
Dahulu ada seseorang Arab yang bernama Nu’man bin Mundzir. Suatu saat, Kisra sang raja Persia murka kepadanya. Ia takut akan dibunuh oleh Kisra. Ia pun menitipkan senjata, harta dan keluarganya kepada salah seorang pembesar Arab yang bernama Hani’ bin Mas’ud Asy Syaibani, lalu pergi menghadap Kisra. Kisra pun kemudian memenjarakan dan membunuhnya.
Kisra mengutus orang kepada Hani’ untuk meminta titipan Nu’man. Hani’ menolaknya. Kisra kemudian mengirim pasukan untuk memerangi Hani’. Hani’ pun lalu mengumpulkan kaumnya dari Bani Bakr lalu berperang dengan gagah berani untuk menepati janjinya melindungi apa yang telah dititipkan oleh mendiang Nu’man bin Mundzir. [10]
Ini menunjukkan karakter bangsa Arab (dulu) yang sangat menepati janji. Berbeda dengan keadaan sebagian mereka di masa kita sekarang.


MENJAGA HARGA DIRI

Bangsa Arab pantang menerima pelecehan. Mereka tidak akan tinggal diam bila mendengar pelecehan terhadap diri atau kaum mereka. Bila terjadi pelecehan maka mereka tak segan-segan menghunus pedang dan mengacungkan tombak, dan mengobarkan peperangan yang panjang. Mereka juga tidak peduli bila nyawa mereka menjadi taruhannya demi mempertahankan sifat tersebut. [11]


MENGANGGAP RENDAH DUSTA

Disebutkan di dalam shahih Al Bukhari, disebutkan bahwa suatu saat Abu Sufyan yang ketika itu masih musyrik pernah diintrogasi oleh Heraklius, Kaisar Romawi. Kaisar bertanya kepadanya tentang keadaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan dakwahnya. Sebenarnya Abu Sufyan bisa saja berdusta, akan tetapi dia tidak mau berdusta karena memang bangsa Arab malu dan menganggap rendah kedustaan.
Dia mengatakan,
فَوَاللَّهِ لَوْلاَ الحَيَاءُ مِنْ أَنْ يَأْثِرُوا عَلَيَّ كَذِبًا لَكَذَبْتُ عَنْهُ
“Demi Allah, kalau bukan karena malu dicap sebagai pendusta, pasti aku akan berbohong saat ia bertanya tentang nabi itu.” (HR. Al Bukhari)

Demikian keadaan akhlak bangsa Arab di masa Jahiliyah. Sebagiannya memang tidak terpuji, namun sebagian yang lain merupakan akhlak-akhlak yang baik. 
Wallahu a’lam bisshawab.


Referensi:
[1] Ibrahim Al Ali, Shahih Shirah An Nabawiyah, hlm. 35-36.
[2] Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, Ar Rahiqul Makhtum hal 35.
[3] Ibid.
[4] Husain bin Ahmad Az Zauzani, Syarh Mu’allaqat As Saba’, hlm. 256.
[5] Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’anil Azhim surat Al Baqarah 219.
[6] Muhammad bin Ibrahim At Tuwaijiri, As Sirah An Nabawiyyah, hlm. 20.
[7] Shalih Alu Syaikh, Syarh Masaail Jahiliyah, hlm. 15
[8] Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’anil Azhim surat At Taubah ayat 36.
[9] Ibid., Tafsir surat An Najm ayat 19.
[10] Ath Thabari, Tarikh Ath Thabari, 2/208.

[11] Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, Ar Rahiqul Makhtum hal 38.




------------------------------------------------

Ditulis Oleh Ustadz Wira Bachrun Al Bankawy
PROFIL PENULIS | LIHAT TULISAN LAIN


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

adv/http://halaqah.tauhid.or.id/|

Artikel Pilihan

artikel pilihan/carousel

Arsip Artikel Per Bulan



Facebook

fb/https://www.facebook.com/Tauhid.or.id



Kids

Konten khusus anak & download e-book




Course