artikel pilihan


SAVE ROHINGYA


Kita mengikuti dengan kesedihan hati pada berbagai kejadian yang melanda umat Islam saudara-saudara kita kaum muslimin di berbagai belahan dunia ini, itu semua adalah teguran-teguran yang harusnya kita selalu merenunginya dan mengambil pelajaran darinya.

Yang paling terakhir adalah apa yang menimpa saudara-saudara kita yang berada di Burma dan seluruh hal ini harusnya kita memandang padanya beberapa pelajaran yang berharga dan merenungkan di dalamnya beberapa hal yang seharusnya selalu menjaga kita berada diatas ketaatan dan selalu membawa kita untuk selau bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan lebih mendekatkan diri kepadaNya.

Ada beberapa hal yang hendaknya kita perhatikan dan kita ingat dibelakang kejadian-kejadian ini;

1. Bahwa permusuhan orang-orang kafir terhadap umat Islam itu akan terus berlanjut dan tidak akan berhenti Allah Subhanahu wa ta’ala yang menciptakan makhluk yang mengkabarkan hal tersebut,


{وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا}
"Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka mampu untuk hal tersebut." (QS. Al-Baqarah: 217)

Dan Allah Subhanahu wa ta’ala juga berfirman

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridho kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka." (QS. Al-Baqarah: 120)

Dan Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.(Surah At Taubah ; 33)

keberadan mereka selalu tidak senag adalah ciri apa yang terpendam dalam hati-hati mereka.Allah Subhanahu watala yang mengkabarkanya.Untuk itu hendaknya umat islam sesalu mempersiapkan bekal-bekalnya dan selalu menjaga dirinya diatas tuntunan dan ketaatan.Bukan artinya seorang itu tatkala mengetahui hati-hati orang kafir yang sedemikian rupa kemudian kita melaukan hal-hal yang tidak diizinkan oleh syari’at,tetapi benci dari kekafiran dan kesyirikan itu adalah dasar pokok dari agama dan itu adalah makna syahadat la ilaha illa Allah dan konsekuensi dari seseorang mengikuti agama Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dan persaksian bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

Karena itulah yang seharusnya berada didalam hati seorang hamba supaya dia mengingat mengambil kehati-hatianya sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala

[يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوا جَمِيعًا } [النساء: 71}
Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kalian selalu mengambil kehati-hatian kalian(An-Nisa 71)

Kemudian yang kedua dari hal yang hendaknya kita renungi dan kita perhatikan didalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,Abu Daud dan selainya hadsit dari Tsauban


عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
Dari Tsauban, dia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Hampir-hampir bangsa-bangsa (kafir) saling mengajak untuk memerangi kamu, sebagaimana orang-orang yang akan makan saling mengajak menuju piring besar mereka”, Seorang sahabat bertanya: “Apakah disebabkan dari sedikitnya kita pada hari itu?” Beliau menjawab: “Tidak, bahkan pada hari itu kamu banyak, tetapi kamu buih (sampah), seperti buih (sampah) banjir. Dan Allah akan menghilangkan rasa gentar (takut) dari dada (hati) musuhmu terhadap kamu. Dan Allah akan menimpakan wahn (kelemahan) di dalam hati kamu,” Seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah wahn itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Cinta dunia dan takut menghadapi kematian”.

Cinta dunia dan takut mati ini pernah dibahasakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam dengan Bahasa yang lain sekaligus disebutkan solusi dari apa yang menimpa ketika musibah ini turun.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُـمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَيَنْزِعُهُ شَيْئٌ حَتَّى تَرْجِعُواْ إِلَى دِيْنِكُمْ.
Apabila kalian melakukan jual beli dengan cara ‘inah, berpegang pada ekor sapi,[1] kalian ridha dengan hasil tanaman dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan membuat kalian dikuasai oleh kehinaan yang tidak ada sesuatu pun yang mampu mencabut kehinaan tersebut (dari kalian) sampai kalian kembali kepada agama kalian.” [HR. Abu Dawud dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhuma].

Maka dalam hadist yang mulia ini ada dua hal yang hendaknya kita perhatikan secara garis besar dan ini dua perkara yang harus senantiasa kita renungi dan kita mengambil pelajaran darinya. 
Dari sebab-sebab yang melemahkan umat ini apa yang menyebabkan umat ini menjadi lemah atau menyebabkan musuh menguasai mereka.

Dan ini telah diterangkan dalam berbagai ayat dan hadist-hadist sebab-sebab kelemahan tersebut tersebut dan bagaimana mushibah dan malapetaka bisa turun ditengah umat hanya saja banyak dari umat ini yang lalai darinya tidak memikirkanya dengan baik oleh karena itu teguran-teguran yang datang,kejadian-kejadian yang datang dan melanda umat ini harusnya kita mengambil pelajaran,memperhatikanya dengan seksama.

Diantara sebab pokok yang menyebabkan kerendahan di umat ini adalah keberadaan mereka memalingkan peribadahan kepada selain Allah Subhaanahu wata'ala dan ini adalah sumber petaka dan sumber musibah dan Allah subhanahu wata'ala berfirman ;
Allah Ta’ala berfirman,


وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا (88) لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا (89) تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (90) أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا (91) وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا (92)
Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda’wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” (QS. Maryam: 88-92)

Ini dari ucapan kekafiran dan kesyirikan yang keluar dari orang-orang Yahudi mereka mengatakan bahwa 'Uzair adalah anak Allah dan orang Nashara mengatakan bahwa Almasih Isa adalah anak Allah dan kaum musyrikin yang mengatakan bahwa para malaikat adalah anak-anak perempuan Allah maka Allah berfirman لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّ
sungguh kalian telah mendatangkan perkara yang sangat besar sebuah kemungkaran yang sangat dahsyat
تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh.

Perhatikan bagaimana keadaan langit,bumi,gunung tatkala terjadi kesyirikan,maka ini adalah dosa yang paling besar dan sebab kerendahan ditengah umat ini dan hanya membuat mereka bercrai berai hanya membuat mereka lemah sebab turunya musibah dan mala petaka,hanya melemahkan hati,badan dan pemikiran mereka sebab akal yang kuat adalah akal yang tidak pernah berpikir kepada selain Allah Subhanahu wata'ala akal yang hanya bergantung kepada Allah Subhanahu wata'ala akal yang hati yang selalu terpaut dan terikat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala berlepas dari segala yang selain Allah Subhanahu wa ta'ala.

Karena itu banyaknya di tengah umat Islam ini dari praktek-praktek mendatangi kuburan-kuburan yang dikeramatkan berdo'a kepada selain Allah Subhanahu wa ta'ala mengharap dari siapa yang selain Allah subhanahu wa ta'ala ini dari sebab musibah dan malapetaka dari pokok kelemahan yang seharusnya diingat.

Selain daripada itu dosa dan kemaksiatan ini adalah dari sumber pokok kehancuran dibanyak umat karena itu dibeberapa ayat Alqur'an ketika disebut umat-umat yang dihancurkan diterangkan sebagian sebabnya disebagian ayat ada yang disebutkan
{فَأَهْلَكْنَاهُم بِذُنُوبِهِمْ }
kami binasakan mereka lantaran dosa-dosa mereka(Al Anfal 54)

Maka dosa dan maksiat itu adalah sebab banyaknya prahara dan kejadian yang menimpa ditengah umat karena itu ketika ada kejadian-kejadian yang menimpa tidak cukup seorang itu dengan menangisinya meratapinya dan tidak berbuat apa-apa dalam memperbaikinya jangan sampai dia menyedihkan sesuatu dan dirinya sendiri justru melakukan perbuatan-perbuatan yang mengundang kemurkaan Allah yang bisa mendatangkan musibah dan malapetaka yang mungkin lebih besar dari kejadian-kejadian yang telah terjadi.

Maka ini renungan yang harusnya selalu ada di hati-hati setiap muslim yang membawanya kepada kebaikan.

Kemudian dari sebab kerendahan ditengah umat ini adalah keberadaan mereka berpecah-pecah tidak bersatu hatinya antara satu dan yang lainya terpisah apabila berada di dalam sebuah negri mereka berkelompok-kelompok bergolongan-golongan dan ini semuanya adalah sebab kelemahan Allah Subhanahu wata'ala menerangkan bahwa itu adalah ciri kaum musyrikin


{لَا تَكُونُوا مِنْ الْمُشْرِكِينَ مِنْ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينهمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلّ حِزْب بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ}
Dan janganlah kalian seperti orang-orang musrik yang mereka itu memecah belah agamanya setiap dari mereka setiap dari mereka merasa bangga terhadap apa yang mereka miliki.(Ar Rum 32)

Dan banyak ayat yang menjelaskan tentang hal ini dan Allah Subhanahu wa ta'ala juga berfirman :


{وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ}
Ta'atilah Allah dan Rasulnya dan jangan kalian berselisih sehingga kalian akan menjadi kalah dan hilang kekuatan kalian(Al Anfal 46)

Karena itu banyaknya perselisihan yang terjadi dan keberadaan umat di dalam sebuah negri tetapi urusanya selalu mencela pemerintahnya selalu mengjhujat dari penguasanya hatinya selalu panas dengan keadaan yang berada di sekitarnya
Harusnya umat ini dan kejadian-kejadian yang menimanya mereka memperbaiki diri,hanya kesabaran dan memulai dari diri sendiri sebelum mengurus orang lain karena perubahan itu mengangkat dari kejelekan itu dimulai dari diri sendiri


إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ
Sesugguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai mereka sendiri yang merubah keadaanya(Ar Ra'd ayat 11)

Kemudian dari untaian yang hendaknya kita perhatikan umat ini harusnya selalu mempersiapkan sebab-sebab kekuatan dan kejayaan mereka umat ini Allah jamin dengan kejayaan Allah telah beri kabar gembira dalam hal tersebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Beri kabar gembira umat ini dengan ketinggian,kemapanan,dan mereka akan diangkat didalam agama”
Itu adalah kabar gembira bagi umat ini tapi kabar gembira tersebut dengan sebab-sebab nya seorang mengambil dari sebab-sebab kekuatan,dan kekuatan yang paling pokok adalah seorang berpegang dengan Al qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam Allah Subhanahu wata'ala berfirman:


{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا }
Berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan jangan kalian bercerai berai(Ali Imron 103)

Karena itu para Nabi sebelumnya dari sebeb kekuatan mereka apabila mereka berpegang dengan kuat


{يَا يَحْيَىٰ خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ}
Wahai Yahya,ambilah kitab itu dengan kekuatan(Maryam 12)

Maka hal yang membuatnya kuat dan itu adalah sumber kekuatan dari umat dia berpegang dengan kitabnya berpegang dengan Al-Qur'an dan Assunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengamalkanya secara dhohir dan batin dan laksanakan dari segala tuntunan ini atau yang terkait dengan keyakinan ucapan maupun amalanya dan itulah umat Islam.

Kemudian dari sebab keagungan dan kejayaan umat ini apabila mereka selalu bersama selalu bersatu dan selalu menjaga dirinya diatas kebaikan dia bersatu dengan menjaga dirinya diatas Al-Qur'an dan As Sunnah maka apabila dia adalah penduduk negri dia jaga ketaatan terhadap pemerintahnya kepada pemimpinya yang muslim sepanjang pemimpin itu adalah muslim maka didengarkan dan ditaati walaupun ada hal-hal yang buruk terjadi Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah mengijinkan kepada siapapun utntuk keluar dari ketaatan terhadap pemimpin dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam MuslimRasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : 
"Dengar dan taat kepada pemimpin walaupun dipukul punggungmu dan diambil hartamu".

Karena ini adalah pokok kebaikan ditengah umat seorang jangan berfikir untuk dirinya sendiri dia berpikir jauh kedepan sebagaimana Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam memikirkan umat ini.

Ketika ada kezholiman yang terjadi di tengah pemerintah kemudian ada seorang individu yang melakukan dari kudeta keluar terhadapnya atau semisal denganya makan akan terjadi dari bencana kerusakan bukan hanya menimpa dia saja tapi menimpa orang lain oleh karena itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam terhadap orang yang dizholimi dia sabar terhadap dirinya itu adalah hal yang menimpa dirinya dia bersabar dan Allah Subhanahu wata'ala tidak melantarkan hak siapapun,
Kalau tidak diberi di dunia pasti Allah akan memberinya di akhirat tetapi dia menjadi sebab terjadinya kerusakan ditengah manusia ini adalah musibah diatas musibah karena itulah hendaknya setiap orang bertaqwa kepada Allah Subhanahu wata'ala dan melihat dari sebab-sebab yang menyebabkan umat ini dijayakan dan dimulyakan.

Dan diantara sebab kejayaan itu juga adalah seorang hamba selalu mengikuti jejak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya karena itu dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Said Al Khudri Radhiallahu 'anhu Rasulullah Shallallhau 'alaihi wa sallam bersabda :
“Akan berperang sekelompok dari manusia ditengah umat ini maka ditanyakan apakah diantara akalian ada yang melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam maka dikatakan : iya maka mereka pun berperang dan Allah berika n kemenangna untuk mereka kemudian datang lagi sekelompok dari manusia ditengah umat ini mereka berperang maka ditanyakan apakah diantara akalian ada yang berjumpa sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam maka dikatakan : iya maka mereka pun berperang dan Allah bukakan kemenangan untuk mereka.kemudian datang lagi masa setelah nya kemudian ditanyakan kepada pasukan itu,apakah ditengaah kalian ada yang melihat orang yang melihat sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam maka dikatakan iya maka Allah membukakan kemenangan untuk mereka”.

Maka demikianlah umat ini sepanjang diantara mereka ada yang mengikuti jalan dari para sahabat Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mengagungkan jalan para sahabat Rasulullah dan para sahabatnya maka kejayaan akan dicatatkan untuk mereka semoga Allah subhanahu wa ta'ala selalu menjadikan kita sebagai hamba-hambanya yang menghindari dari segala kemurkaan dan siksanya dan selalu mengharap ridhonya.

Khutbah ke 2

Dari renungan yang hendaknya kita perhatikan didalam kejadian-kejadian ini bahwa setiap ujian dan cobaan itu sudah digariskan didalam kehidupan seorang muslim dan muslimah tidak ada di dalam kehidupan sorang mu'min dan mu'midah tidak ada ujian jangankan kita,Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya kena ujian dan cobaan mereka pernah mengalami kekalahan dan Allah Subhanahu wa ta'ala menegur dibelakang kekalahan tersebut yang artinya :
“apakah kalian ketika tertimpa oleh musibah kalian bertanya kenapa kita bisa tertimpa musibah maka Allah berfirman katakan wahai Muhammad kepada mereka bahwa musibah itu datang diakibatkan oleh diri-diri kalian sendiri”

maka selalu seorang itu untuk introspeksi diri mengambil pelajaran dia bertaubat kepada Allah subhanahu wata'ala dia beristighfar dan memperbaiki dirinya.Ujian dan cobaan itu akan dihadapi oleh setiap hamba dan janganlah dia merasa aman akan hal tersebut Allah Ta'ala berfirman yang artinya :
“Hati-hati kalian terhadap fitnah yang tidak menimpa orang yang fajir secara khusus”.

Kewajiban kita terhadap saudara-saudara kita yang tertimpa oleh musibah dan bencana yang diusir dari negri-negrinya yang dizalimi oleh musuh-musuh nya adalah kita mendoakan kebaikan untuk mereka dan do'a adalah senjata seorang mu'min adalah hal yang sangat berharga jangan ada yang meremehkanya tidaklah Allah Subhanahu wa ta'ala membinasakan Fir'aun dan bala tentaranya kecuali hanya do'a yang dilakukan nabi Harun nabi Musa dan Bani Israil itulah yang mereka miliki dan tidak ada didalam sejarah mereka perlawanan dengan tangan mengangkat senjata melawan fir'aun dan bala tentaranya karena mereka tidak memiliki kemampuan di dalam hal tersebut tapi do'a kepada Allah Subhanahu wata'ala dan kesabaran yang dimiliki oleh mereka itulah yang menyebabkan mereka dimenangkan dan dijayakan oleh Allah Subhanahu wata'ala maka do'a dilakukan kepada mereka dengan cara yang paling baik di dalam sholat kita di dalam sujud kita di waktu-waktu yang mustajabah apalagi hari jum'at ini,hari juma'at adalah seluruhnya adalah waktu mustajabah khususnya setelah ashar sampai sholat maghrib,maka kita berdo'a mentuluskan do'a-do'a kita di dalam hal tersebut
Adapun qunut nazilah adalah sebuah syari'at yang datangnya ketentuanya dengan izin pemerintah,apabila pemerintah meneyrukan untuk hal tersebut dikumandangkan dan dilakukan qunut nazilah dibelakang sholat 5 waktu dan itu bukan hak orang perorang bukan urusan kepala ormas,kepala partai untuk menyerukanya tapi itu adalah wewenang dari pemerintah karena dibelakang hal-hal ini terdapat kemaslahatan-kemaslahatan yang hanya dipandang oleh seorang pimpinan negara,oleh karena itu tidak ada dalam sejarah qunut nazilah ada yang memerintahkanya kecuali Rasulullah sahallallahu 'alaihi wa sallam,dan tidak ada tindakan khusus di kalangan sahabat didalam hal tersebut padahal mereka memiliki banyak masjid,memiliki jama'ah jama'ah yang selalu hadir di majelis tersebut.
Kemudian siapa yang bisa membantu dari saudara-saudaranya dengan menyiapkan keimanan mereka,menguatkan mereka.mengingaykan supaya senantiasa bersabar,membantu mereka dengan harta dan materi maka itu adalah salah satu dari hal yang paling sesdikit yang denganya seorang itu menunjukan keimananya dan menunjukan persaudaraanya.

Diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslin dari Abu Musa Al Asy'asry Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam orang mu'min terhadap orang mu'min yang lain adalah ssebagian menguatkan sebagian yang lain.
Dalam didalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim juga yang lain yang diriwayatkan oleh An Nu'man ibn Basyir bahwa Rasulullah bersabda :

مَثَلُ المؤمنين في تَوَادِّهم وتراحُمهم وتعاطُفهم: مثلُ الجسد، إِذا اشتكى منه عضو: تَدَاعَى له سائرُ الجسد بالسَّهَرِ والحُمِّى

Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim]

Kemudian,hendaknya seorang itu mempersiapkan apa yang terbaik untuk saudaranya,adapun menyeru intuk berangkat jihad kesana membuat dan membentuk kelompok-kelompok laskar-laskar untuk berangkat kesana,ini bukan wewenang orang perorang yang dari hal yang keluar dari jalur syari'ah keluar dari tuntunan agama,jihad itu disyaratkan dibelakang pimpinan kepemimpinan seorang pemimpin,itu syarat sebuah jihad.

Dari Abi Huroiroh yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Sesungguhnya seorang pemimpin adalah perisai,melakukan peperangan didalamnya".

Segala bentung perang itu harus dibawah perintah soerang pemimpin seorang kepala negara dan ini bukan urusan orang-perorang,urusan kepala jama'ah,kepala oramas dan yang lainya tapi ini adalah urusan pimpinan negara dia melihat kewajibanya di situ,siapa yang dianggapnya kurang maka menegur dengan cara yang bagus kalau dia tidak laksanakan dari kewajibanya,maka itu bukan tanggung jawab orang yang ada di dalamnya


لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Tidaklah Allah membebani seorang pun kecuali dengan apa yang dia mampu”





*Ditulis dari Khutbah Al-Ustadz Dzulqarnin M Sunusi yang disampaikan pada Jum’at 17 Dzulhijjah 1438/8 September 2017 di Masjid Ibnu Abbas Jakarta Selatan.

Link terkait






Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

adv/http://halaqah.tauhid.or.id/|

Artikel Pilihan

artikel pilihan/carousel

Arsip Artikel Per Bulan



Facebook

fb/https://www.facebook.com/Tauhid.or.id



Kids

Konten khusus anak & download e-book




Course