Pembaca yang budiman, tulisan ini merupakan tulisan
pertama dari rangkaian tulisan yang berkenaan dengan sirah, peri-kehidupan Nabi
kita yang mulia ‘alaihis shalatu wassalam. Melalui rangkaian tulisan ini
kami mencoba untuk mengetengahkan bagaimana perjalanan kehidupan beliau dari
awal sampai akhirnya. Namun sebelum kita masuk menyelami kehidupan beliau yang
penuh hikmah, marilah kita simak terlebih dahulu beberapa pendahuluan yang
penting untuk kita pahami.
DEFINISI SIRAH NABAWIYAH
Secara bahasa sirah berarti at thariqah yang
bermakna jalan. Dikatakan dalam bahasa Arab,
سار بهم سيرة حسنة
Dia berjalan di hadapan mereka dengan gaya berjalan yang baik.
Selain itu, sirah juga bermakna al hay’ah (keadaan/kondisi),
sebagaimana yang disebutkan di dalam Al Qur’an,
سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الْأُولَى
Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula [Thaha: 21][1]
Adapun definisi sirah nabawiyah, disebutkan oleh para
ulama, bahwa
sirah nabawiyah adalah
دراسةُ حياة النبي - صلى الله عليه وسلم - وأخبارِ أصحابه على الجملة، وبيانُ أخلاقِه وصفاته وخصائصه ودلائل نبوتهِ، وأحوالِ عصره
“Pelajaran tentang kehidupan Nabi shallallahu alaihi wasallam dan juga pengkhabaran tentang para sahabat beliau secara global, serta penjelasan tentang akhlaq, sifat, kekhususan, tanda-tanda kenabian, serta keadaan-keadaan di masa beliau shallallahu alaihi wasallam.”[2]
KEUTAMAAN MEMPELAJARI SIRAH NABAWIYAH
Sirah nabawiyah merupakan perkara yang penting untuk
dipelajari oleh setiap muslim. Bahkan hal itu merupakan bagian dari agama
merupakan dan ibadah yang agung. Para ulama menyebutkan beberapa hal yang
menunjukkan bahwa mempelajari sirah itu sangat penting:
1.) Nabi shallallahu
alaihi wasallam adalah teladan bagi kita semua dalam segala sisi, baik itu
aqidah, ibadah maupun akhlak. Allah ta’ala berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [Al Ahzab: 31]
Dan untuk bisa meneladani petunjuk Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam tentu tidak bisa lepas dari mengetahui sejarah hidup
beliau yang mulia.
2.) Sirah
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi patokan benar atau salahnya
amal perbuatan manusia. Barangsiapa yang mencocoki jalan
beliau, maka itulah yang akan diterima oleh Allah Ta'ala. Sebaliknya yang
menyelisihi jalan beliau maka akan tertolak. Dalam permasalahan ini Sufyan bin
Uyainah mengatakan, sebagaimana yang dinukil oleh Al Khatib Al Baghdadi dalam
muqaddimah Al Jami’ li Akhlaq Ar Rawi wa Adabis As Sami’:
إن رسول الله صلى الله عليه وسلم هو الميزان الأكبر ؛ فعليه تعرض الأشياء ، على خُلقه وسيرته وهديه ، فما وافقها فهو الحق ، وما خالفها فهو الباطل
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah timbangan utama. Maka, segala sesuatu ditimbang dengan akhlak, sirah dan petunjuk beliau. Yang sesuai, maka itulah yang benar, dan yang berlawanan dengannya, maka itulah kebatilan.”
3.) Dengan
mempelajari Sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, kita akan terbantu
untuk memahami Kitabullah, karena kehidupan Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam merupakan praktek nyata terhadap Al Qur`an. Dahulu ketika
Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ditanya tentang akhlak
Rasulullah, maka beliau menjawab:
كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
“Akhlak beliau adalah Al Qur’an.”
Allah
subhanallahu wata’ala berfirman,
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berada di atas akhlak yang agung.” [Al Qalam: 4]
Dan yang dimaksud dengan akhlak di sini adalah
pengamalan agama beliau, beliau telah mengerjakan petunjuk Al Qur’an secara
menyeluruh dan sempurna.
Beliau shallallahu alaihi wasallam telah menjalankan seluruh perintah
dan menjauhi seluruh larangan yang ada di dalam Al Qur’an. Demikian juga beliau
telah mempraktekkan seluruh adab dan akhlak yang disebutkan di dalamnya. Oleh
karena itu, seseorang yang memahami sirah beliau niscaya akan sangat terbantu
untuk memahami kitabullah.
4.) Dengan
mempelajari sirah nabawiyah,
seseorang akan
memperkuat cintanya kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Beliau bersabda,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian sampai aku lebih dia cintai dari pada orangtuanya, dari pada anaknya, dan daripada seluruh manusia.” [Muttafaqun ‘alaihi]
5.) Mempelajari
Sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan pintu menuju
peningkatan penguatan iman kita. Allah subhanahu
wata’ala berfirman,
أَمْ لَمْ يَعْرِفُوا رَسُولَهُمْ فَهُمْ لَهُ مُنْكِرُونَ
“Ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya?” [Al Mu’minun: 69]
Apabila
seseorang mengenal Rasulullah shallallah ‘alaihi wasallam, mengenal
bagaimana petunjuk serta adab dan akhlak beliau yang mulia, maka ini akan
menumbuhkan keimanan bagi orang yang belum beriman, dan akan semakin menambah
keimanan orang yang telah beriman.
Betapa banyak
orang yang masuk Islam ketika mengetahui keindahan adab dan akhlak Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam. Al Imam Ahmad meriwayatkan dari sahabat Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu,
وَلَقَدْ جَاءهُ رَجُلٌ ، فَأعْطَاهُ غَنَماً بَيْنَ جَبَلَيْنِ ، فَرجَعَ إِلَى قَوْمِهِ ، فَقَالَ : يَا قَوْمِ ، أسْلِمُوا فإِنَّ مُحَمَّداً يُعطِي عَطَاءَ مَن لا يَخْشَى الفَقْر ، وَإنْ كَانَ الرَّجُلُ لَيُسْلِمُ مَا يُريدُ إِلاَّ الدُّنْيَا ، فَمَا يَلْبَثُ إِلاَّ يَسِيراً حَتَّى يَكُونَ الإسْلاَمُ أحَبَّ إِلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا
Seorang lelaki datang kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Maka Nabi pun memberikannya kambing yang berjumlah satu lembah. Orang tersebut kemudian mendatangi kaumnya lalu berkata, “Wahai kaumku, masuk Islamlah kalian! Sesungguhnya Muhammad telah memberikan suatu pemberian, dia tidaklah khawatir akan miskin Meskipun awalnya orang tersebut datang kepada Rasulullah hanya untuk mendapatkan dunia, namun setelah itu, Islam lebih dia cintai daripada dunia dan seisinya.
6.) Mempelajari
Sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membantu memudahkan memahami
keseluruhan ajaran Islam. Baik dari sisi aqidah, ibadah dan akhlak. Karena
kehidupan beliau –sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya – adalah praktek
terhadap ajaran agama Islam secara totalitas. Beliau telah
mendakwahkannya dengan upaya yang sungguh-sungguh untuk menegakkan akidah yang
merupakan pondasi agama.
Maka barang
siapa yang meneliti sirah beliau akan mendapatkan bahwa beliau memulai dakwah
beliau dengan mengajak manusia kepada tauhid. Sekian tahun beliau menghabiskan
hidup beliau untuk mengajak manusia kepada aqidah tauhid sebagaimana yang telah
Allah perintahkan.
Kemudian barulah diturunkan kewajiban-kewajiban lainnya
secara berangsur-angsur.
Dengan
mempelajari sirah beliau, seseorang bisa mengetahui bagaimana akidah yang benar
serta memahami tahapan-tahapan turunnya syariat dan bagaimana mempraktekkan
agama Allah dengan benar.
Di dalam karya beliau Mukhtashar As Sirah, Asy Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab rahimahullah mengatakan,
اعرف ما قصه أهل العلم من أخبار النبي صلى الله عليه وسلم وقومه وما جرى له معهم في مكة وما جرى له في المدينة ، واعرف ما قص العلماء عن أصحابه وأحوالهم وأعمالهم. لعلك أن تعرف الإسلام والكفر ؛ فإن الإسلام اليوم غريب وأكثر الناس لا يميز بينه وبين الكفر ، وذلك هو الهلاك الذي لا يرجى معه فلاح
“Pelajarilah apa yang telah dikisahkan oleh para ulama tentang Nabi shallallahu alaihi wasallam serta kaumnya, dan apa yang terjadi di antara beliau dan mereka baik ketika di Makkah maupun di Madinah. Dan pelajari pula apa yang dikisahkan oleh para ulama tentang para sahabat beliau, keadaan dan praktek amalan mereka yang dengannya semoga Anda bisa membedakan antara Islam dan kekufuran. Karena sesungguhnya Islam begitu terasing di zaman ini dan banyak sekali orang yang tidak bisa membedakan antara Islam dan kekufuran. Maka ini merupakan sebuah bencana yang tidak akan membawa kepada keselamatan.”
7.) Di dalam
Sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seseorang bisa melihat bagaimana
metodologi yang tepat dalam berdakwah di atas bashirah (ilmu). Para dai yang sejati
adalah orang-orang yang mempelajari dan memahami serta mempraktekkan petunjuk,
langkah dan sejarah hidup beliau. Allah ta’ala berfirman,
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي
“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata” [Yusuf: 108]
Praktek dakwah yang tepat telah tercakup di dalam
sirah nabawiyah; bagaimana beliau memulai dakwah, bagaimana adab dan akhlak
dalam berdakwah, kelemah-lembutan beliau dalam berdakwah, dan perkara penting
lainnya yang menjadi bekal para juru dakwah ilallah.
8.) Sirah
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri sudah merupakan bukti kenabian
dan tanda kebenaran
nubuwwah dan kerasulan beliau. Mempelajari sirah adalah perkara
terbesar yang membantu seseorang untuk membenarkan dan mengimani kerasulan
beliau shallallahu alaihi wasallam.
9.) Mempelajari
Sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan pintu yang
agung dan diberkahi
untuk memperoleh kebahagian. Kenapa? Karena kebahagiaan seseorang tergantung pada
sejauh mana ia mengetahui petunjuk-petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. Sebab tidak ada jalan menuju kebahagiaan bagi seorang hamba di
dunia dan di akhirat kecuali melalui petunjuk para rasul.
Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah
mengatakan,
ومن هاهنا تعلم اضطرار العباد فوقَ كل ضرورة إلى معرفة الرسول وما جاء به، وتصديقه فيما أخبر به، وطاعته فيما أمر، فإنه لا سبيل إلى السعادة والفلاح لا في الدنيا ولا في الآخرة إلا على أيدي الرسل
Dan dari sini Anda akan menyadari bahwa mengenal Rasulullah dan ajaran yang beliau bawa, membenarkan serta mentaati beliau merupakan prioritas paling tinggi. Karena sesungguhnya tiada jalan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat melainkan melalui bimbingan para rasul.
Lalu beliau
juga mengatakan,
وإذا كانت سعادةُ العبد في الدارين معلقةً بهدي النبي صلى الله عليه وسلم ، فيجِب على كلَ من نصح نفسه وأحب نجاتها وسعادتها أن يعرف من هديه وسيرته وشأنه مَا يَخْرُجُ به عن الجاهلين به ويدخل به في عِداد أتباعه وشِيعته وحِزبه ، والناس في هذا بين مستقِل ، ومستكثِر ، ومحروم ، والفضلُ بيد اللّه يُؤتيه من يشاء ، واللّه ذو الفضل العظيم
“Apabila kebahagiaan seorang hamba di dunia dan di akhirat itu bergantung pada petunjuka Nabi shallallahu alaihi wasallam, maka wajib bagi orang yang berjiwa tulus dan menginginkan keselamatan serta kebahagiaan untuk mengetahui petunjuk dan sirah (peri-kehidupan) beliau. Melepaskan dirinya dari ketidaktahuannya tentang diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, serta menggabungkan dirinya dengan para pengikut dan golongan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Dan manusia dalam perkara ini ada yang meremehkan, ada yang menganggapnya penting, bahkan ada pula yang terhalang dari mengetahui petunjuk Nabi dan sirahnya. Dan keutamaan itu ada di tangan Allah, Allah-lah yang memiliki keutamaan yang agung.”
10.) Di dalam
sirah nabawiyah terdapat pelajaran dan nasihat-nasihat yang agung bagi manusia.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
Wallahu a’lam bisshawab.
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” [Yusuf: 111][3]
Wallahu a’lam bisshawab.
(Bersambung)
[1]. Shohihul Atsar wa
Jamiilul Ibr min Siirati Khairil Basyar, Prof. DR.
Muhammad bin Shamil As Sulamiy, dkk. Maktabah Rawa’iu Al Mamlakah, Jeddah 1431 H – 2010 M, hal 12.
[3]. Demikianlah beberapa faidah dari
mempelajari sirah nabawiyah yang disebutkan oleh para ulama. Bagi siapa yang
ingin menginginkan tambahan penjelasan silakan merujuk kepada makalah yang
ditulis oleh Asy Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al Badr yang
berjudul Min Fawaid Dirasat Sirah An Nabawiyah, di laman http://al-badr.net/muqolat/3071 dan juga di pendahuluan kitab As
Sirah An Nabawiyah baina Al Ma’rifah wal Wajib fi Dhau’I Al Qur’an wa As
Sunnah, karya Asy Syaikh Muhammad bin Ibrahim At Tuwaijiri.
------------------------------------------------
------------------------------------------------