Dari Materi Pelajaran منهج السلف الصالح وحاجة الأمة إليه Karya Syaikh Dr. Shalih Fauzan Al-Fauzan حفظه الله
Lanjutan dari Artikel Pertama MANHAJ AS-SALAF ASH-SHALIH DAN BUTUHNYA UMAT TERHADAPNYA #1
**********
Sebagaimana yang telah kita sebutkan bahwasanya barangsiapa yang berjalan di atas manhaj orang-orang yang telah diberi nikmat tersebut, ia akan menghadapi ujian, kesusahan, penghinaan, celaan dan tuduhan sesat dan diancam sehingga butuh kesabaran. Untuk itulah telah ada beberapa hadits yang menyebutkan bahwa berpegang teguh dengan agama di akhir zaman kelak bagaikan menggenggam bara api, karena memang akan menjumpai gangguan dan kejelekan dari manusia sehingga sangat membutuhkan kesabaran. Bagaikan menggenggam bara api, bukanlah bagaikan karpet mulus yang terbentang seperti mereka katakan, tidak ada kesulitan padanya. Namun justru di sana ada gangguan-gangguan dari manusia, maka butuh kesabaran dan kekokohan di atas hal ini hingga berjumpa dengan Rabbmu ‘Azza wa Jalla dalam keadaan engkau di atasnya agar engkau selamat dari neraka. Selamat dari kesesatan di dunia dan selamat dari neraka di akhirat, tidak ada jalan lain selain jalan ini, dan tidak ada keselamatan selain dengan menempuh jalan ini.
Di masa ini, mereka menelantarkan manhaj salafush shalih sebagaimana di lembaran-lembaran koran, majalah dan tulisan-tulisan, mereka mencela ahlussunnah wal jamaah para pengikut salaf yang sebenarnya, mereka mencelanya dengan mengatakan mereka itu ekstrim, mereka itu suka mengkafirkan, mereka itu demikian dan demikian. Namun ini semua tidaklah membahayakan, dan memang akan berdampak hanya bagi orang yang tidak memiliki kesabaran dan kekuatan serta tekad yang kuat pada dirinya, yang seperti ini memang akan terpengaruh dengan hal tersebut.
Ada di antara mereka yang berkata, siapa itu salaf?! Salaf itu hanyalah sebuah golongan yang sama seperti golongan-golongan lainnya, kelompok seperti kelompok-kelompok lainnya, hanyalah aliran seperti aliran-aliran lainnya, tidak ada keistimewaannya. Inilah yang diucapkan sebagian dari mereka, salaf itu tidak ada keistimewaannya hanyalah sebuah kelompok seperti kelompok-kelompok dan golongan-golongan lainnya, mereka inginkan agar berpaling dari manhaj salaf.
Dan ada juga diantara mereka yang berkata, kami tidaklah harus mengikuti pemahaman dan keilmuan dari salaf, kami berjalan sesuai dengan jalan kami sendiri, kami mengambil hukum dari yang baru saja, sehingga bagi kami ada fiqih modern dan yang ini fiqih kuno, fiqih dari salaf itulah fiqih kuno. Mereka juga mengatakan bahwa, “Tidaklah akan bisa menjadi baik zaman ini kecuali yang memang cocok dengan zamannya. Zaman kita telah berubah”, sehingga mereka pun menjauhi manhaj salaf, sebab kata mereka, ‘Kami tidaklah mengerti apa manhaj salaf itu, maka kita meninggalkannya dan tidak mempelajarinya, dan tidaklah cukup hanya dengan penyandaran diri kepada salaf tanpa ilmu dan pengetahuan terhadap metode keberagamaannya. Inilah yang mereka inginkan, mereka ingin agar kita meninggalkan manhaj salaf, fiqih serta ilmu salaf lalu kita membuat fiqih yang baru, sebagaimana yang mereka ucapkan. Dan juga mereka mengatakan bahwa itulah yang bisa membuat baik zaman ini. Ini adalah kedustaan, syariat Islam itu relevan/cocok dan baik untuk setiap zaman dan tempat hingga hari kiamat.
Manhaj salafush shalih itu diperuntukkan setiap zaman dan tempat, cahaya dari Allah ‘Azza wa Jalla. Janganlah membuatmu meninggalkannya hanya karena ucapan orang-orang tersebut yang memperdaya lagi menyesatkan.
Imam Malik rahimahullâh berkata, “Tidaklah akan bisa menjadi baik umat akhir ini kecuali dengan perkara yang telah membuat baik umat generasi pertamanya”, apa yang telah membuat baik umat generasi pertama?
Jawabannya adalah Al-Kitab (Al-Qur`an) dan Sunnah, dan meneladani Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, beramal dengan Al-Qur`an dan Sunnah, inilah yang membuat baik generasi pertama umat ini. Dan tidak akan pernah bisa menjadi baik umat generasi ini kecuali dengan perkara yang telah membuat baik umat generasi pertamanya.
Maka barangsiapa yang menginginkan keselamatan, wajib baginya untuk mengenal manhaj salaf dan berpegang teguh dengannya dan menyeru kepadanya, itulah jalan keselamatan, itulah bahtera Nabi Nuh ‘alaihissalâm, barangsiapa ikut ke atasnya ia akan selamat dan barangsiapa yang meninggalkannya ia akan binasa dan tenggelam dalam kesesatan. Sehingga tidak ada keselamatan bagi kita kecuali dengan manhaj salaf, dan tidaklah bisa kita mengenal manhaj salaf tersebut kecuali dengan belajar, maka pelajarilah dan iringilah dengan senantiasa memohon kepada Allah.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
“Tunjukilah Kami jalan yang lurus, (yaitu) jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat pada mereka.” [Al-Fâtihah: 6-7]
Kita memohon kepada Allah agar memberi kita taufik dan memberi kita kekokohan di atasnya.
Haruslah seperti ini, memang bukanlah permasalahannya hanya sekadar klaim saja. Klaim atau pengakuan itu jika tanpa ada ilmu di atasnya, maka itu hanya sia-sia saja dari pengakuan tersebut. Bukanlah permasalahannya hanyalah penyandaran diri semata, Allah Jalla wa ‘Alâ telah berfirman,
وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ
“Dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan ‘ihsan’.”
Maksudnya: dengan kokoh. Dan tidak akan pernah bisa kokoh manhaj salaf ini kecuali dengan cara engkau mengenal dan mengilmuinya, dan tidak akan pernah bisa engkau berpegang teguh dengannya kecuali dengan engkau bersabar di atasnya. Dan jangan engkau pedulikan seruan-seruan kesesatan itu yang memalingkan darinya dan membuat jauh darinya. Inilah jalan yang benar, jalan keselamatan. Semua golongan itu di neraka kecuali satu, ditanyakan kepada Rasulullah, “Siapakah yang selamat itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Setiap orang yang dirinya berada seperti saya dan para sahabatku pada hari ini.” Inilah manhaj salaf, jalan keselamatan yang mengantarkan kepada surga, tidak ada jalan selainnya, semua jalan selain itu adalah jalan kesesatan.
وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
“Dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya.” [Al-An’âm: 153]
Inilah jalan Allah, dan selainnya dari jalan-jalan yang ada itu adalah kesesatan, jalan-jalan menyimpang yang di setiap jalan tersebut ada syaithan yang mengajak manusia kepada jalan tersebut.
Dan Nabi shallallâhu ‘alahi wa sallam mengkhawatirkan akan adanya mereka itu, para penyeru kesesatan yang menginginkan agar manusia berpaling dari manhaj salaf. Dan beliau telah mengabarkan bahwa mereka itu adalah para penyeru di pintu jahannam, barangsiapa yang mengikutinya, maka mereka akan melemparkannya ke dalamnya. Maka waspadalah dengan penuh kewaspadaan dari mereka itu, dan setiap datang suatu zaman maka semakin bertambahlah keterasingan dan semakin banyaklah fitnah-fitnah, sehingga kaum muslimin sangat membutuhkan untuk senantiasa memperhatikan manhaj salaf.
Dan di antara bentuk kesesatan mereka itu adalah mereka berkata: ‘manusia itu seluruhnya adalah muslim’, muslim di atas jalan apa? Muslim di atas jalannya Rasul dan para sahabatnya? Kalau demikian, benar dan tepat. Adapun Islam hanya sekadar penamaan, dan mereka berada di atas jalan yang menyimpang. Jalannya si Fulan atau Allan, itu adalah kesesatan, di atas jalan menuju neraka jahannam. Bukanlah masalahnya hanya sekadar penyandaran diri saja kepada Islam, penyandaran diri dan hakikat itu tidaklah terwujud kecuali dengan ilmu yang bermanfaat serta sungguh-sungguh mempelajarinya. Karena itulah kalian dapatkan para ulama itu sangat antusias terhadap permasalahan aqidah dengan segala pembahasannya, perinciannya dan pendetailannya. Dan mereka juga menulis berbagai karya tulis yang melebar dan juga ringkasan untuk menjelaskan manhaj salaf, memperhatikannya, berpegang teguh padanya serta berjalan di atasnya.
Permasalahannya membutuhkan kesungguhan, apalagi di tengah kegelapan dan kesesatan. Seorang muslim sangat membutuhkan cahaya untuk ia berjalan di tengah kegelapan dan kesesatan serta kebodohan.
Sekarang ini, banyak yang mengaku bahwa dirinya mengajar dan menyeru kepada ilmu dan pengetahuan, namun ia tidak mengambil ilmu dari sumber asalnya, ia ambil ilmu kepada orang-orang dari kalangannya seperti dirinya atau dari buku-buku atau dari ‘kebudayaan-kebudayaan’, kata mereka. Ini bukanlah jalan yang bisa mengantarkan kepada kebaikan, dan tidaklah pula kepada jalan yang benar. Haruslah dengan mempelajari dengan benar manhaj salafush shalih agar bisa berpegang teguh dengannya dan berjalan di atasnya, harus dengan kesabaran terhadap derita yang dirasakan di atas jalan yang ia tempuh dari celaan, hinaan dan selainnya.
Kalian dengar sekarang ini adanya penghinaan dan tandingan-tandingan terhadap manhaj salaf, mereka mengatakan bahwa ‘ini adalah menurut saya’, ‘demikian dan demikian’, janganlah membuatmu lari dari kebenaran seperti ini, ini adalah bentuk teror dan kebatilan. Berpegang teguhlah dengan manhaj salaf, karena itulah jalan keselamatan. Karena itulah Nabi bersabda, “Wajib bagi kalian untuk berpegang kepada sunnahku dan sunnahnya para Khulafa` Ar-Rasyidin yang berpentunjuk setelahku, peganglah dengan erat hal itu, dan gigitlah dengan geraham kalian.” “Dan sesungguhnya ada di antara kalian yang akan hidup setelahku kelak ia akan melihat perselisihan yang sangat banyak, maka wajib bagi kalian untuk berpegang kepada sunnahku.” Ketika terjadi perselisihan tidaklah ada yang bisa menyelamatkan kecuali berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan juga petunjuk para Khulafa` Ar-Rasyidin yang berpetunjuk. Inilah jalan keselamatan dan kesejahteraan, jalan menuju surga.
Maka marilah kita memperhatikan dengan baik manhaj salaf, janganlah kita meninggalkannya hanya karena sedikit yang mengikuti dan karena adanya celaan dengan sifat-sifat yang jelek. Jangan merasa kecil hati dengan hal itu, justru hal tersebut menambah besar jiwa kita. Sebab, tidaklah mereka memerangi kecuali karena ini adalah jalan kebenaran, dan mereka menginginkan kesesatan.
Waspadalah dari mereka, wahai hamba Allah! Jangan hanya sekadar menyandarkan diri saja, jangan hanya belajar tanpa beramal, ambillah ilmu dari para ulama yang memang telah dikenal dalam hal ini. Para ulama yang istiqamah di atas jalan yang benar, dan jauhilah jalan-jalan yang menyimpang. Sebagaimana Allah telah memperingatkan kita.
وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
“Dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya.”
Yaitu jalan-Nya Allah Subhânahu wa Ta’âlâ.
Kita semua sangat membutuhkan hal ini, terlebih tatkala semakin bergejolaknya fitnah-fitnah di masa ini, dan semakin banyaknya penyeru kesesatan serta banyaknya wasilah-wasilah yang mengantarkan kepada kejelekan di tengah manusia. Media-media yang tersembunyi lagi samar masuk ke dalam rumah-rumah mereka, hingga ke ranjang-ranjang mereka, menyeru kepada kesesatan, menyeru kepada ‘kebebasan’, menyeru kepada syahwat yang haram, menyeru kepada pemikiran-pemikiran yang menyimpang. Mereka sebut hal tersebut dengan kelapangan berselancar, kelapangan budaya, dan tidaklah ada lagi sikap tegas, semua ini janganlah membuat seorang muslim itu menjauhi manhaj salaf, metode keberagamaan dan ilmunya.
Jalan salaf itulah yang lebih selamat dan lebih berilmu serta lebih bijaksana daripada jalan orang-orang belakangan. Ilmu salaf itu murni dari Kitab dan Sunnah, dan ilmu khalaf (orang-orang belakangan; penj.) itu tidaklah murni lagi. Karena itulah engkau bisa mendapatkan kitab-kitab salaf itu sangat murni dan sangat sedikit dari tambahan-tambahan. Karena itulah Ibnu Rajab berkata, “Keutamaan ilmu salaf dari pada ilmu khalaf”, beliau berkata, “Salaf itu ucapan mereka sangat sedikit dan ilmu mereka sangatlah dalam, dan khalaf (itu) ucapan mereka sangatlah banyak namun ilmu mereka sangatlah sedikit.”
Hendaknya kita perhatikan hal ini. Inilah manhaj salaf yang tidaklah ada keselamatan bagi kita selain dengan berjalan di atasnya dan bersabar setelah kita mengenalnya dan mempelajarinya di atas jalan yang benar. Tanpa ada kedustaan yang tersamarkan. Sebab ada yang menyandarkan diri kepada salaf namun ternyata di atas kebatilan, bukan di atas madzhab salaf. Maka hendaknya kita mewaspadai hal ini.
Inilah beberapa kalimat yang ringkas dalam tema pembahasan ini, dan tentunya saya tidaklah mampu untuk menyampaikan keseluruhannya dalam seluruh sisinya, akan tetapi Allah Jalla wa ’Alâ berfirman,
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” [Adz-Dzâriyât: 55]
فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى
“Oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat. Orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran.” [Al-A’lâ: 9-10]
Kita memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar memberi kita semua taufik untuk keshalihan dalam beramal dan berucap, dan agar memberi kita kekokohan di atas kebenaran dan berjalan di atasnya serta bersabar dengan gangguan-gangguan di atasnya.
وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين.
Diterjemahkan oleh tim Redaksi alfawzan.net