Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا نَزَلَ أَحَدُكُمْ مَنْزِلاً فَلْيَقُلْ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. فَإِنَّهُ لاَ يَضُرُّهُ شَىْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْه
Apabila seorang diantara kalian mendatangi suatu tempat hendaklah membaca
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
A’uudzu bi kalimaatillaahit taammaati min syarri maa kholaq
Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya. Maka sungguh tidak ada apa pun yang dapat membahayakannya sampai ia meninggalkan tempat itu. [HR. Muslim dari Khaulah binti Hakim As-Sulamiyyah radhiyallahu’anha]
Beberapa Pelajaran:
1) Penjelasan bahwa isti’adzah (memohon perlindungan) adalah
ibadah, tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah ta’ala. Barangsiapa
ber-isti’adzah kepada makhluk maka ia telah menyekutukan Allah ta’ala apabila
tidak terpenuhi pada makhluk tersebut tiga syarat:
- Pertama: Mampu, yaitu permohonan kepadanya masih dalam batas kemampuannya.
- Kedua: Masih hidup, memohon kepada orang mati termasuk syirik.
- Ketiga: Hadir dan atau mendengar apa yang dimintakan kepadanya.
2) Isti’adzah yang disyari’atkan adalah dengan nama-nama
Allah ta’ala dan sifat-sifat-Nya. Dan kalimat-kalimat Allah atau kalaamullaah
termasuk sifat Allah ta’ala (buka makhluk), sehingga dibolehkan ber-isti’adzah
dengan-Nya.
3) Teladan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam untuk
para da’i dan pengajar, ketika beliau melarang untuk ber-isti’adzah kepada
selain Allah, maka beliau memberikan solusi yang terbaik, yaitu mengajarkan
isti’adzah yang benar; hanya kepada Allah ta’ala, disertai lafaznya yang
disyari’atkan. Asy-Syaikh Muhammad
bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
أن الشرع لا يبطل أمرا من أمور الجاهلية إلا ذكر ما هو خير منه، ففي الجاهلية كانوا يستعيذون بالجن، فأبدل بهذه الكلمات، وهي: أن يستعيذ بكلمات الله التامات من شر ما خلق
وهذه الطريقة هي الطريقة السليمة التي ينبغي أن يكون عليها الداعية، أنه إذا سد عن الناس باب الشر، وجب عليه أن يفتح لهم باب الخير، ولا يقول: حرام، ويسكت، بل يقول: هذا حرام، وافعل كذا وكذا من المباح بدلا عنه
“Bahwa syari’at tidaklah membatilkan suatu perkara Jahiliyah kecuali menyebutkan solusinya yang lebih baik darinya. Di masa Jahiliyah mereka meminta perlindungan kepada jin, maka syari’at mengganti kalimat-kalimat tersebut, yaitu dengan: Memohon perlindungan dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan yang Dia ciptakan.
Dan ini adalah metode yang benar, yang harus digunakan oleh seorang da’i, yaitu apabila ia menutup satu pintu kejelekan untuk manusia, wajib atasnya membuka untuk mereka pintu kebaikan. Janganlah ia hanya mengatakan: “Haram” lalu ia diam saja. Akan tetapi hendaklah ia katakan: Ini haram, dan lakukanlah yang ini dan ini yang dibolehkan, sebagai ganti yang haram.” [Al-Qoulul Mufid, 1/258]
4) Kebaikan dan kejelekan adalah ciptaan Allah ta’ala, hanya
saja kejelekan itu bukan berada pada perbuatan Allah, tapi pada makhluk itu
sendiri, karena Allah ta’ala menciptakan kejelekan bukan karena kejelekan itu
sendiri, tapi karena hikmah-hikmah yang terkandung padanya.
5) Disyari’atkan membaca doa isti’adzah ini kapan dan di
mana saja, baik ketika kita mendatangi suatu tempat untuk sementara atau untuk
bermukim seterusnya, terutama membacanya di petang hari (dibaca tiga kali
setiap petang hari, lihat Hisnul Muslim hal. 68). Sahabat yang Mulia Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata,
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لَقِيتُ مِنْ عَقْرَبٍ لَدَغَتْنِي الْبَارِحَةَ قَالَ: أَمَا لَوْ قُلْتَ حِينَ أَمْسَيْتَ: أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خلق لم تَضُرك
“Seseorang mendatangi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam seraya berkata: Wahai Rasulullah, semalam aku disengat oleh kalajengking. Beliau bersabda: Andaikan engkau membaca ketika masuk waktu sore:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
A’uudzu bi kalimaatillaahit taammaati min syarri maa kholaq.
Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya. Maka ia tidak dapat membahayakanmu. [HR. Muslim]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم