artikel pilihan


KESEMPURNAAN ISLAM MENJAGA HAK-HAK




Asy-Syaikh Prof. Dr. 'Ashim bin Abdillah Al-Qaryutiy
(Dosen Ilmu Tafsir Al-Quran Univ. Imam Muhammad bin Su'ud, Riyadh, Arab Saudi)

**********

Seorang muslim harus mengetahui perkara yang telah Allah wajibkan kepadanya. Hak adalah kewajiban, perkara yang harus ditunaikan. Terdapat dua macam hak yaitu antara hamba dengan Allah, hak diantara sesama hamba. Islam bukan hanya mengatur pemeluknya bagaimana menjadi orang beriman dan bertakwa kepada Allah, tapi juga mengatur agar tercipta hubungan baik antar pemeluknya. Hak Allah yang paling besar adalah mentauhidkan-Nya, hak yang akan diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah tidak mengadzab siapapun yang tidak menyekutukan-Nya.

Hak dibagi menjadi dua yaitu hak yang berkaitan dengan aqidah, dan hak yang berkaitan dengan interaksi sesama manusia (mu'amalah). Mengkaji aqidah sangatlah penting, karena hal itu merupakan sumber kebahagiaan dan keselamatan di dunia maupun akhirat. Sebagian ulama berkata, "seluruh ajaran agama terkandung di dalamnya adab dan akhlak."


HAK ORANG TUA

Sesering apapun seseorang membahas tentang hak orang tua dia tidak akan pernah memenuhi hak orang tua yang selayaknya diberikan kepada mereka. Karena hak mereka telah disandingkan oleh Allah dengan hak-Nya. Allah ta'ala berfirman,

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
"Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak ..." [QS. Al-Isra': 23]
Tidak agama selain islam yang memberikan hak penghormatan kepada orang tua seperti yang diberikan oleh agama Islam. Karena seorang muslim harus berbakti kepada keduanya bahkan kalau pun seandainya mereka kafir. Allah ta'ala berfirman,

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik ..." [QS. Luqman: 15]
Kisah masuk islamnya ibu dari sahabat Abu Hurairah merupakan salah satu bentuk bakti seorang anak kepada orang tuanya, penuh dengan faedah dan pelajaran.

Musibah besar yang menimpa manusia pada zaman sekarang adalah ketika ada seorang anak yang berkunjung ke rumah orang tuanya akan tetapi dia hanya sibuk dengan handphone-nya dan tidak meluangkan waktu khusus untuk bercengkrama dengan kedua orang tuanya.



HAK ULAMA

Para ulama memiliki kedudukan tinggi dalam agama Islam, Allah ta'ala menyandingkan persaksian ulama dengan persaksian-Nya dan malaikat. Allah ta'ala berfirman,

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ
Allah menyatakan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan ..." [QS. Ali Imran: 18]
Nabi ﷺ bersabda,

إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ

“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi ..." 

Imam Nawawi berkata, "Para ulama adalah bapak seorang muslim dalam agama." Karena mereka telah mengajarkan firman Allah dan sabda Rasulullah kepada umat Islam. Seorang muslim harus mendoakan, menghormati, dan memuliakan para ulama. Adapun celaan kepada mereka merupakan hal yang merusak agama seseorang. Mengghibahi seorang muslim adalah perkara yang haram, dan dosanya lebih besar jika ghibah itu tertuju kepada para ulama.

Ulil amri yaitu para pemimpin dan ulama. Ulama seperti halnya orang lain yang tak lepas dari kesalahan, jadi kita tidak diperintahkan taat kepada mereka pada perkara yang menyelidiki Al-Qur'an dan Sunnah. Nabi ﷺ bersabda, 

لا طاعة لمخلوق في معصية الخالق
“Tidak ada kewajiban taat kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al Khaliq (Maha Pencipta)."
Nabi ﷺ juga bersabda,

إنما الطاعة في المعروف

"Sesungguhnya ketaatan hanya pada perkara yang ma'ruf (baik)."






HAK SUAMI ISTRI

Tujuan dari pernikahan adalah terciptanya ketenangan, rasa cinta, dan kasih sayang. Pertanyaan untuk semua suami dan istri, "Apakah anda selama ini sudah memberikan hak pasangan agar tercipta tujuan pernikahan?" Hak suami dan istri terangkum dalam ayat:

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
"Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut." [QS. Al-Baqarah: 228]
Sebagaimana suami memiliki hak yang harus ditunaikan oleh istri, suami juga berkewajiban untuk menunaikan hak istri. Terwujudnya kebahagiaan pasangan akan menumbuhkan kebahagian pada anak. Ketidakharmonisan pasangan suami istri akan menyebabkan goncangan jiwa dan rasa takut pada anak. Kunci kebahagiaan suami istri adalah adanya kerjasama dalam ketakwaan dan ibadah kepada Allah.

Contoh kerjasama suami istri dalam ketaatan tertera dalam sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Semoga Allah memberi rahmat seorang laki-laki yang bangun malam kemudian shalat, lalu membangunkan istrinya kemudian shalat. Jika istrinya enggan ia memercikkan air di wajahnya. Dan semoga Allah memberi rahmat seorang wanita yang bangun malam kemudian shalat, lalu membangunkan suaminya kemudian shalat. Jika suaminya enggan ia memercikkan air di wajahnya."

Ketika pasangan suami istri bekerjasama dalam ibadah yang sifatnya sunnah tentunya mereka lebih semangat dalam perkara wajib.



HAK ANAK

Kelahiran anak merupakan kebahagiaan yang sangat besar, sekaligus tanggungjawab yang besar. Selain berkewajiban memberikan kebutuhan jasmani kepada anak, orang tua juga harus memberikan kebutuhan rohani kepada mereka, yaitu mendidik mereka untuk cinta terhadap agama, tauhid, keimanan, dan shalat.

Salah satu musibah yang menimpa orang tua adalah memperhatikan urusan dunia anak tanpa memperdulikan urusan akhirat mereka. Mereka lebih takut anaknya terlambat masuk ujian daripada terlambat melaksanakan shalat. 

Kalau kita perhatikan Al-Qur'an, maka kita akan menemukan keseriusan para Nabi dan orang-orang bertakwa dalam mencetak anak keturunan yang shalih. Diantara do'a untuk kebaikan anak yang tertera dalam Al-Qur'an,

وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي
"... Dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku..." [QS. Al-Ahqaf: 15]
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“... Wahai Rabbku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” [QS. Ali Imran: 38]
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ 
“... Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami)..." [QS. Al-Furqan: 74]




HAK KERABAT

Silaturahmi merupakan ibadah yang berpahala besar, yaitu: melapangkan rizki dan memanjangkan umur. Pasangan suami istri harus saling bekerjasama dalam silaturahmi kepada kedua keluarga mereka. Begitu juga mengajarkan anaknya tentang pentingnya silaturahmi.



HAK PEMIMPIN MUSLIM

Kita harus taat kepada pemimpin muslim selama mereka tidak memerintahkan kemaksiatan. Memberontak kepada pemimpin muslim merupakan perkara yang menyelisihi syariat islam. Para salaf sepakat bahwa memberontak kepada pemimpin muslim adalah hal yang dilarang. Kerusakan memberontak kepada pemimpin muslim lebih besar dari kerusakan awal yang ingin dihilangkan. Taat dan bersabar terhadap pemimpin muslim merupakan aqidah ahlussunnah, walaupun pemimpin tersebut dzalim.

Agama Islam merupakan agama yang mengatur kebaikan individu, keluarga, dan masyarakat. Semoga Allah subhanahu wata'ala mengokohkan kita di atas agama ini, semoga Allah memperbaiki kita serta istri-istri dan anak keturunan kita



________________________

*Dirangkum dari ceramah Asy-Syaikh Prof. Dr. 'Ashim bin Abdillah Al-Qaryutiy yang dilaksakan di masjil Al-I'thishom Sudirman pada hari Sabtu 1 Dzulqo'dah 1439/14 Juli 2018 oleh Ustadz Agus Purwanto.

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

adv/http://halaqah.tauhid.or.id/|

Artikel Pilihan

artikel pilihan/carousel

Arsip Artikel Per Bulan



Facebook

fb/https://www.facebook.com/Tauhid.or.id



Kids

Konten khusus anak & download e-book




Course