“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung.” [An Nûr: 31]
"Dan Sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” [Thaha: 82]
Dan ini merupakan keutamaan dari Allah Azza wa Jalla, ia perintahkan untuk bertaubat dan berjanji akan menerima taubatnya, dan mengampuni dosa-dosanya. Akan tetapi bukanlah taubat itu hanya sebatas di lisan semata. Taubat itu memiliki syarat-syarat yang harus diwujudkan yaitu,
Syarat pertama, meninggalkan perbuatan dosa-dosa serta menjauh darinya. Jangan hanya ia berkata, “Saya bertaubat kepada Allah”, akan tetapi tidak segera meninggalkan dosa-dosanya.
Syarat kedua, hendaknya ia berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya lagi untuk kedua kalinya. Jika ia telah bertaubat kepada Allah, dan dia berniat untuk kembali melakukan dosa di waktu lainnya. Maka ini namanya taubat pada waktu tertentu saja, tidaklah diterima Allah Subhanahu wa Ta’âlâ.
Syarat ketiga, ia menyesali perbuatan yang telah berlalu itu, ia gambarkan perbuatan tersebut sebagai perbuatan dosa dan ia takut darinya. Jangan hanya ia katakan ‘saya bertaubat’ sudah begitu saja, hendaknya ia merasa takut dari perbuatan dosa itu sehingga lahir darinya penyesalan terhadap perbuatan yang telah ia lakukan tersebut.
Inilah syarat-syarat taubat. Jika terpenuhi, maka Allah Subhanahu wa Ta’âlâ akan menerima taubat itu sebagaimana yang ia telah janjikan.