artikel pilihan


AMALAN RINGAN BESAR GANJARAN



Salah satu dari pedoman hidup seorang muslim adalah semangat dalam melakukan kebaikan dan tidak meremehkan kebaikan itu meskipun kecil, karena kita tidak tahu amalan mana yang diterima Allah dan menjadi sebab kita masuk ke surga, hal ini telah dianjurkan oleh Nabi :

« لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ »

“Janganlah sekali-kali kau remehkan kebaikan sedikitpun, meski hanya dengan engkau bermuka riang ketika bertemu saudaramu (seiman)”. [HR. Muslim;6857]

Karena amalan yang meskipun kecil, pastilah kita akan melihatnya kelak di hari perhitungan, Allah berfirman:

{فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ¤ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ}
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. [QS. Az-Zalzalah;7-8]
Apabila seorang telah yakin bahwasanya dia akan berdiri sendiri dihadapan Allah Yang Maha Agung dan akan ditanya tentang amalannya, maka sudah wajib baginya untuk menyiapkan perbekalannya ke negri akherat, karena bagaimana mungkin perjalanan yang jauh tanpa perbekalan yang cukup?

Namun Allah Yang Maha Penyayang telah memberikan kesempatan bagi seorang hamba di dunia dengan memberikan pahala yang besar dengan amalan-amalan yang ringan, agar manusia menyiapkan bekalnya dengan sebaik-baiknya.

Dan termasuk dari nama-nama Allah adalah Al-Barr yaitu Yang Maha Melimpahkan Kebaikan, yang kebaikannya meliputi seluruh makhluk. Dan Dia-lah Asy-Syakur yaitu Yang Maha Mensyukuri, dan maknanya adalah Allah memberi pahala orang yang beramal dan melipat gandakannya tanpa terhitung sesuai dengan kehendak-Nya, dan memberi pahala bagi seorang yang beramal dengan pahala yang banyak dengan amalan yang sederhana. [Lihat: Fiqh Al Asmaa’ul Husna hal. 241]

Dan berikut adalah beberapa amalan yang ringan dikerjakan, namun memiliki ganjaran yang besar di timbangan.


1.) Dzikir dengan Kalimat Tauhid “Laa ilaaha illallahu”

Rasulullah  bersabda:

« مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِىَ ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ ، إِلاَّ أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ »
“Siapa saja yang mengucapakan, Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syaiin qodiir (tidak ada sesembahan yang benar selain Allah, hanya Dia semata satu-satunya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian dan Dia Maha Mampu atas segala sesuatu) dalam sehari 100 kali, maka hal itu pahalanya sama seperti membebaskan 10 budak, dan ditulis untuknya 100 kebaikan, dan dihapus 100 kejelekan, dan dia terlindungi dari syaitan pada pagi sampai sore hari, serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih dari itu”. [Muttafaqun ‘alaih]


2.) Berwudhu dengan Sempurna lalu Membaca Doa Setelah Wudhu


Rasulullah  bersabda:

«مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ - أَوْ فَيُسْبِغُ - الْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ»
“ Tidaklah seorang diantara kalian berwudhu lantas dia sempurnakan wudhunya lalu membaca doa; Asyhadu allaa ilaaha illallahu wa asyhadu anna muhammadan abdullahi wa rasuluh (Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang benar disembah selain Allah dan aku bersaksi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya) kecuali Allah akan bukakan baginya 8 pintu surga, dia boleh masuk dari pintu manapun yang ia kehendaki”. [HR. Muslim; 576]
Menyempurnakan wudhu adalah dengan melakukan yang wajib dari wudhu dan yang sunnahnya.


3.) Membaca Dzikir Sayyidul Istighfar

Rasulullah  bersabda:

« سَيِّدُ الاِسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّى ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِى وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَىَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِى ، اغْفِرْ لِى ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ » . قَالَ « وَمَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهْوَ مُوقِنٌ بِهَا ، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ »
“Sayyidul istighfar (istighfar yang paling baik) adalah engkau mengatakan,“Allahumma anta robbi laa ilaaha illa anta kholaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wawa’dika mastatho’tu, a’udzu bika min syarri maa shona’tu abuu’u laka bini’matika ‘alayya wa abuu’u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illa anta,(Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu, aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku, sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).Lalu Rasulullah berkata, “Barang siapa yang mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barang siapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga”. [HR. Al Bukhari;6306]


4.) Berjalan Kaki Menuju Masjid dan Menunggu Ditegakkannya Shalat

Rasulullah  bersabda:

«فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ وَأَتَى الْمَسْجِدَ ، لاَ يُرِيدُ إِلاَّ الصَّلاَةَ ، لَمْ يَخْطُ خُطْوَةً إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً ، وَحَطَّ عَنْهُ خَطِيئَةً ، حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ ، وَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِى صَلاَةٍ مَا كَانَتْ تَحْبِسُهُ ، وَتُصَلِّى - يَعْنِى عَلَيْهِ - الْمَلاَئِكَةُ مَا دَامَ فِى مَجْلِسِهِ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ ، مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ»
“ Sungguh jika salah seorang dari kalian berwudhu lantas ia membaguskan wudhunya lalu datang ke masjid dan tidaklah yang ia inginkan kecuali shalat, maka tidaklah dia melangkah satu langkah kecuali Allah akan angkat derajatnya karena hal tersebut dan dihapus darinya satu kesalahan, sampai ia masuk masjid, dan apabila dia masuk masjid (dan shalat tahiyyatul masjid) lalu menunggu ditegakkannya shalat, maka dia terhitung mendapat pahala shalat dan para malaikat mendoakannya selama ia di tempat duduknya yang ia shalat padanya; “Ya Allah ampunilah dia dan rahmatilah dia” selama ia tidak batal wudhunya”. [HR. Muslim;145]


5.) Shalat Sunnah dua Rakaat Sebelum Subuh

Rasulullah  bersabda:

«رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا»
“ Dua rakaat shalat sunnah sebelum Subuh itu lebih baik dari dunia dan seisinya” [HR. Muslim;1721]



6.) Selalu Membaca Ayat Kursi Setelah Shalat Wajib

Rasulullah  bersabda:

«مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ، إِلا الْمَوْتُ»
“ Siapa saja yang membaca ayat kursi setiap selesai dari shalat wajib, maka tidak ada yang menghalanginya dari masuk surga kecuali kematian”. [HR. An-Nasai dalam As-Sunan Al Kubra;9928 dengan sanad Jayyid dan dishahihkan Al-Hafidz Ibnu Abdil Hadi dalam Al Muharrar hal.53]


7.) Membaca Dzikir Berikut Setiap Pagi

Rasulullah  bersabda:

عَنْ جُوَيْرِيَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- خَرَجَ مِنْ عِنْدِهَا بُكْرَةً حِينَ صَلَّى الصُّبْحَ وَهِىَ فِى مَسْجِدِهَا ثُمَّ رَجَعَ بَعْدَ أَنْ أَضْحَى وَهِىَ جَالِسَةٌ فَقَالَ « مَا زِلْتِ عَلَى الْحَالِ الَّتِى فَارَقْتُكِ عَلَيْهَا ». قَالَتْ نَعَمْ. قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « لَقَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ لَوْ وُزِنَتْ بِمَا قُلْتِ مُنْذُ الْيَوْمِ لَوَزَنَتْهُنَّ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ»
“ Dari Juwairiyah (istri Nabi) bahwasanya Nabi keluar dari sisinya pada pagi hari setelah shalat Shubuh, dalam keadaan Juwairiyah sedang di tempat shalatnya (yaitu berdzikir, pent), lalu Rasulullah kembali (ke tempat Juwairiyah) pada saat Dhuha dan masih saja Juwairiyah duduk (untuk berdzikir, pent), maka berkata Rasulullah, “ Kamu masih saja dalam keadaan saat aku keluar dari sisimu ?” maka Juwairiyah menjawab, “Ya”, lalu berkata Nabi, “Sungguh aku telah mengucapkan 4 kalimat sebanyak 3 kali setelah keluar darimu, seandainya dzikir itu ditimbang dengan apa yang kamu ucapkan sejak pagi tadi (sampai waktu Dhuha) pastilah akan lebih berat dalam timbangan, (dzikir itu adalah),Subhanallahi wabihamdih, ‘adada khalqih, waridho nafsih, wazinata ‘arsyih, wamidaada kalimaatih(Maha suci Allah dan dengan segala pujian-Nya, sebanyak jumlah makhluk-Nya, dan sejauh keridoan-Nya, dan seberat Arsy-Nya, dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya)”. [HR. Muslim;7088]


8.) Berdzikir Subhanallahi wabihamdih 100 kali Setiap Hari

Rasulullah  bersabda:


«مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ ، وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ»
“Siapa saja yang mengucapkan Subhanallahi wabihamdih (Maha suci Allah dan dengan segala pujian-Nya) sebanyak 100 kali dalam sehari, maka akan dihapus kesalahan-kesalahannya meskipun sebanyak buih di laut”. [HR. Al Bukhari;6405)]


9.) Berdzikir Setelah Shalat Shubuh Sampai Terbit Matahari

Rasulullah  bersabda:

«مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ
“ Siapa saja yang shalat Shubuh berjamaah lalu ia duduk berdzikir sampai terbit matahari kemudian shalat 2 rakaat, maka baginya seperti pahala haji atau umrah, sempurna, sempurna, sempurna”. Berkata Abu Isa At-Tirmidzi, “Hadits ini hasan gharib”. [HR. At-Tirmidzi;589]


10.) Membiasakan Shalat Dhuha

Rasulullah  bersabda:


«يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى»
” Setiap sendi dari salah seorang kalian menjadi sadaqah, setiap tasbih adalah sadaqah, setiap tahmid adalah sadaqah, setiap tahlil adalah sadaqah, setiap takbir adalah sadaqah, amar ma’ruf nahi mungkar adalah sadaqah, dan mencukupkan dari semua itu dengan 2 rakaat shalat Dhuha”. [HR. Muslim;1704]


11.) Dzikir Subhanallahi wabihamdih, Subhanallahil Adzim

Rasulullah  bersabda:

«كَلِمَتَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ ، خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ»
“Dua kata yang dicintai Allah, ringan di lisan, berat di timbangan; Subhanallahi wabihamdihi, Subhanallahil Adzim (Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung)”. [HR. Al Bukhari;7563]


12.) Bersegera Menuju Shalat Jum’at

Rasulullah  bersabda:

«مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَغَسَّلَ وَبَكَّرَ وَابْتَكَرَ وَدَنَا وَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خَطْوَةٍ يَخْطُوهَا أَجْرُ سَنَةٍ صِيَامُهَا وَقِيَامُهَا».
قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ
“ Siapa saja yang mandi pada hari Jumat dan mencuci kepalanya, dan bersegera (menuju shalat Jumat) dan mendekat (dari tempat imam) lalu menyimak khutbah dan diam, maka baginya untuk setiap langkah yang ia langkahkan pahala puasa dan shalat malam setahun”. Berkata Abu Isa, “Hadits Aus bin Aus ini hadits hasan”. [HR. At-Tirmidzi;498]


13.) Bertasbih, Tahmid, dan Takbir Masing-Masing 10 Kali Setelah Shalat

Rasulullah  bersabda: 
“ Dua hal yang bila dilakukan seorang muslim maka pasti ia masuk surga, ketahuilah bahwa kedua hal itu ringan namun orang yang mengamalkannya sedikit, bertasbih (membaca Subhanallah) setiap selesai shalat (wajib yang lima waktu) 10 kali, dan bertahmid (membaca Alhamdulillah) 10 kali, dan bertakbir (membaca Allahu Akbar) 10 kali”. Berkata perawi hadits, “Lalu saya melihat Rasulullah menghitungnya dengan tangannya, lalu bersabda, “Itu adalah 150 di lisan dan 1500 di timbangan, dan jika kalian hendak tidur, maka bertasbihlah (33 kali) dan bertakbir (33 kali) dan bertahmid (34 kali) maka jumlahnya 100 kali, maka hal itu 100 di lisan dan bernilai 1000 di timbangan, maka adakah dari kalian yang melakukan 2500 kejelekan dalam sehari semalam” maka para sahabat berkata, “Tapi kenapa manusia tidak melakukannya?”, maka Rasul menjawab, “Syaitan mendatangi salah seorang kalian dalam shalatnya dan berkata, “Ingatlah ini dan itu”, sampai-sampai orang itu selesai lalu pergi dan tidak membacanya, dan juga syaitan mendatanginya saat hendak tidur maka syetan-pun terus saja menidurkannya sampai tidur (dan tidak membacanya, pent). [HR. At-Tirmidzi;3739, dan berkata hadits Hasan Shahih]


14.) Shalat Isya dan Subuh Berjamaah

Rasulullah  bersabda:

«مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِى جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ»
“ Siapa saja yang shalat Isya berjamaah maka ia seperti shalat tahajjud selama setengah malam, dan siapa saja yang shalat Subuh berjamaah, maka ia seperti shalat tahajjud semalam suntuk”. [HR. Muslim;1523]


15.) Membaca Al-Quran

Rasulullah  bersabda:

«مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم َحرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
“ Siapa saja yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan, dan setiap kebaikan itu dibalas 10 kali lipat, Aku tidak mengatakan ِ Alif Laam Miim sebagai satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf, Miim satu huruf”. Berkata Abu Isa, “Ini adalah hadits hasan gharib dari sisi ini”. [HR. At-Tirmidzi;3158]


16.) Shalat Sunnah Rawatib 12 Rakaat

Rasulullah  bersabda:


«مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ»
“ Siapa saja yang shalat sunnah rawatib 12 rakaat dalam sehari semalam maka dibangunkan untuknya sebuah rumah di surga”. [HR. Muslim;1727]
Yaitu 2 rakaat sebelum Subuh, 4 rakaat sebelum Dzuhur dan 2 rakaat setelahnya, 2 rakaat setelah Maghrib, dan 2 rakaat setelah Isya. Baca Selengkapnya disini: TUNTUNAN SEPUTAR SHALAT SUNNAH RAWATIB.



17.) Menyantuni Janda dan Orang Miskin

Rasulullah  bersabda:

«السَّاعِى عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ - وَأَحْسِبُهُ قَالَ - كَالْقَائِمِ لاَ يَفْتُرُ ، وَكَالصَّائِمِ لاَ يُفْطِرُ»
“ Orang yang menyantuni janda dan orang miskin bagaikan orang yang berjihad fi sabilillah”. Saya (perawi) kira beliau bersabda, “Dan bagaikan orang yang shalat tanpa merasa lelah, serta bagaikan orang yang berpuasa terus-menerus tanpa berbuka”. [HR. Al Bukhari 6007]


18.) Berakhlak Mulia dan Memperbaiki Hubungan dengan Sesama Manusia

Rasulullah  bersabda:

«أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ ». قَالُوا بَلَى. قَالَ « صَلاَحُ ذَاتِ الْبَيْنِ فَإِنَّ فَسَادَ ذَاتِ الْبَيْنِ هِىَ الْحَالِقَةُ ».قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ. وَيُرْوَى عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « هِىَ الْحَالِقَةُ لاَ أَقُولُ تَحْلِقُ الشَّعْرَ وَلَكِنْ تَحْلِقُ الدِّينَ»
“ Maukah kalian aku tunjukkan suatu amal yang lebih baik dari derajat puasa, shalat dan sadaqah?”, para sahabat menjawab, “Tentu”, Rasul berkata, “Memperbaiki hubungan sesama manusia, karena hubungan yang jelek diantara sesama manusia itu adalah hal yang memangkas”. Berkata Abu Isa, “Ini adalah hadits shahih”, dan diriwayatkan dari Nabi, beliau berkata, “Maksud perkataanku (hal yang memangkas) bukanlah memangkas rambut, akan tetapi memangkas agama”. [HR. At-Tirmidzi;2698]
« مَا مِنْ شَىْءٍ يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ »
“Tidak ada sesuatu yang bila diletakkan ditimbangan lebih berat dari akhlak yang baik, dan sungguh orang yang berakhlak baik bisa mencapai derajat orang yang puasa dan shalat (tahajjud)”. [HR. At-Tirmidzi;2003, dan dishahihkan Al-Albani]


19.) Shalat Jenazah dan Mengantarnya ke Pekuburan

Rasulullah  bersabda:

«مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ » . قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ « مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ»
“ Siapa saja yang menyaksikan jenazah sampai dishalati maka baginya qirat, dan siapa yang menyaksikannya sampai dikubur maka baginya dua qirat”, dikatakan apa itu dua qirat?, Rasulullah menjawab, “2 qirat itu ukurannya seperti 2 gunung yang amat besar”. [HR. Al Bukhari;1325]


20.) Puasa 3 Hari Setiap Bulan, Puasa Hari Arafah, Puasa Asyura

Rasulullah  bersabda:

«ثَلاَثٌ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ فَهَذَا صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ»
“ Puasa 3 hari setiap bulan, dan Ramadhan ke Ramadhan maka ini adalah seperti puasa setahun penuh, dan puasa pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) aku harap kepada Allah agar bisa menghapuskan dosa-dosa (kecil) pada tahun yang lalu dan tahun yang akan datang, dan puasa hari Asyura (10 Muharram) aku harap kepada Allah agar bisa menghapus dosa-dosa (kecil) pada tahun sebelumnya”. [HR. Muslim;2803]


21.) Pergi ke Masjid Untuk Mempelajari Suatu Kebaikan atau Mengajarkannya

Rasulullah  bersabda:

«مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعلّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ»
“ Siapa saja yang pergi menuju ke masjid dan tidaklah yang ia inginkan kecuali mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya pahala haji yang sempurna”. (HR. Ath-Thabarani dalam Al Mu’jamul Kabir;7473), berkata Al Iraqi, “Sanadnya jayyid (bagus)”.


22.) Menanam Tanaman yang Bermanfaat, Maka Pahalanya Akan Terus Mengalir

Rasulullah  bersabda:

«مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا ، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا ، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ ، إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ»
“ Tidaklah seorang muslim menanam suatu tanaman atau suatu pohon, lantas dimakan oleh burung atau manusia atau hewan, kecuali dihitung baginya (setiap yang memakannya) sebagai sadaqah”. [HR. Al Bukhari 2320]


Dan perlu diingat bahwa syarat diterimanya ibadah adalah dilakukan dengan ikhlas untuk Allah semata dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah .

Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita agar mampu melaksanakan amal-amal soleh dan menjadikan kita orang yang panjang umurnya serta baik dan banyak amal sholehnya. Selamat beramal.






------------------------------------------------

Ditulis Oleh Ustadz Yusdi Haq, Lc.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

adv/http://halaqah.tauhid.or.id/|

Artikel Pilihan

artikel pilihan/carousel

Arsip Artikel Per Bulan



Facebook

fb/https://www.facebook.com/Tauhid.or.id



Kids

Konten khusus anak & download e-book




Course