Merenungi perjalanan
hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan hal yang
penting dalam kehidupan manusia. Memahami
sirah nabawiyah secara objektif menggiring seorang yang belum beriman kepada
keyakinan akan benarnya risalah yang beliau sampaikan.Demikian juga hal
tersebut adalah sarana seorang mu’min untuk memupuk dan menguatkan keimanan.
Allah ta’ala
berfirman:
أَمْ لَمْ يَعْرِفُوا رَسُولَهُمْ فَهُمْ لَهُ مُنكِرُونَ
“Ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka maka mereka mengingkarinya” [al-Mu’min 69]
Maknanya
bahwa mengenal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan baik adalah hal
yang mampu menumbuhkan dan mempertebal keimanan.
Salah satu
fase yang penting untuk dicermati dalam sejarah Nabi besar Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah peristiwa hijrah beliau dari Mekkah menuju Madinah. Tiga belas
tahun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah di tengah kaum
beliau yaitu kaum Quraisy. Namun sedikit saja dari mereka yang terpanggil
dengan seruan beliau. Mayoritas bangsa Quraisy enggan menerima ajakan
Islam,bahkan mereka selalu merintangi dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan mengganggu beliau.
Pada
puncaknya kaum kafir Quraisy berniat
jahat untuk membunuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya. [Al-Anfal 30]
Di saat itulah Allah meniginginkan Rasul-Nya untuk berhijrah meninggalkan
kota Makkah menuju Madinah.
Pada suatu malam, para pemuda pilihan Quraisy berkumpul di rumah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melaksanakan makar mereka. Di saat
yang genting tersebut Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam keluar dari
rumah beliau tanpa mereka sadari, Allah ta’ala berfirman:
وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ
“Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup mata mereka sehingga mereka tidak bisa melihat” [Yasin : 9]
Perjalanan Hijrah dimulai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama sahabat beliau Abu Bakr Ash-Shiddiq radiyallahu ‘anhu menuju gua Tsaur
pada malam itu juga.
Kaum musyrikin Quraisy terperangah ketika mengetahui bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam telah meninggalkan Mekah. Upaya yang mereka
lakukan gagal. Dengan sekuat tenaga mereka kerahkan kemampuan untuk mengejar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Mereka pun sampai di gua Tsaur yang menjadi tempat persinggahan nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu. Mereka berdiri di atas gua Abu Bakr Ash-Shiddiq
radiyallahu ‘anhu berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
seandainya mereka memandang ke bawah pasti mereka akan melihat kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menenangkanya: wahai Abu Bakr,
janganlah engkau bersedih. Sesungguhnya Allah bersama kita,apa yang kamu sangka
bila ada dua orang dan Allah ketiga? Allah berfirman:
إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ثَانِىَ ٱثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِى ٱلْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلسُّفْلَىٰ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِىَ ٱلْعُلْيَا وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. [At-Taubah 40]
Tiga malam setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu singgah di gua, beliau melanjutkan perjalanan menuju
Madinah.
Di tengah perjalanan Suraqah bin Malik mengendarai kuda mengejar
Rasulullah shallalahu alaihi wasallam dan Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu berniat
untuk menangkap dan membawa keduanya kepada Quraisy.
Akan tetapi ketika Suraqah mendekat, kudanya tergelincir hingga ia
tersungkur. Ia pun bangkit kemudian kembali menaiki kudanya mengejar Rasulullah
shallalahu alaihi wasallam dan Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu. Saat ia mulai
mendekat dan mendengar lantunan bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam kudanya tergelincir dan dua kaki
kuda yang dia tunggangi terbenam dalam tanah sedalam lutut kuda tersebut,
Suraqah tersungkur.
Ia hardik kudanya. Akhirnya kuda itupun mampu untuk bangkit, Ia berseru kepada Nabi
shalallahu ‘alaihi wa sallam agar beliau melindunginya. Dia menyadari bahwa
kemenangan berada di pihak Beliau. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berhenti
sejenak, Suraqah kembali menaikinya menghampiri Rasulullah shallalahu alaihi
wasallam kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan jaminan
keamanan untuknya . Ia pun kembali ke Mekkah dengan tangan kosong.
Perjalanan hijrah berlanjut hingga Rasulullah shallalahu alaihi wasallam
dan Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu sampai di kota Madinah.
Sambutan hangat kaum muslimin menghiasi sudut-sudut kota Madinah. Saat singgah di Quba’ beliau membangun sebuah masjid, kemudian beliau
membangun lagi sebuah masjid di Madinah yang dikenal dengan sebutan Masjid Nabawi. Allah ta’ala berfirman tentang masjid Quba’:
لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا۟ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُطَّهِّرِينَ
“Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih”. [QS. at-Taubah 108]
**********
Di antara Pelajaran-Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Kisah Tersebut :
1. Penjagaan Allah ta’ala terhadap Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan kaum mukminin.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا ٱلْمُرْسَلِينَ
Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, [As-Saffat: 171]
إِنَّهُمْ لَهُمُ ٱلْمَنصُورُونَ
(yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. [As-Saffat : 172]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada Ibnu Abbas
radhiyallahu ‘anhu:
يَا غُلَامُ ! إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ : اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ
‘Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ‘Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. [Riwayat at-Tirmidzi]
2. Pentingnya Masjid bagi kehidupan Umat Islam
Masjid merupakan sarana pendidikan umat dan tempat pembinaan tauhid dan
keimanan.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang [QS. at-Taubah : 18]
3. Hijrah Secara Fisik Mengingatkan Kaum Muslimin Kepada Hijrah Maknawi
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
المسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ , و المهاجِرَ مَنْ هَجَرَ مَا نهَى اللهُ عَنْهُ
“Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang selamat orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari perkara yang dilarang oleh Allah .” [HR. Bukhari]
Keterangan:
Kisah hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terangkum dalam
hadits ‘Aisyah riwayat Al-Bukhari no. 3906 dan hadist Abu Bakr riwayat
Al-Bukhari no. 3380, riwayat muslim 4389.
Referensi:
- Syarah Syama’ilin Nabi, Prof Dr Abdurrzzaq Al-Badr.
- Mukhtashor Shiratur Rasul, Syaikh Muhammad bin Sulaiman At-Tamimi.
- Fathul Qadir, Imam Asy-Syaukaani