Mencintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam, karena syahadat yang merupakan rukun islam yang pertama memiliki dua bagian. Bagian yang pertama bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq dan berhak disembah kecuali Allah subhanahu wa ta'ala, bagian kedua bersaksi bahwa Muhammad shallallahu 'laihi wa sallam utusan Allah subhanahu wa ta'ala.
Pembicaraan mengenai mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah pembicaraan yang agung, dan akan menjadikan hati lapang, dan hati akan hidup setelah membicarakan tentang Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam.
عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : " لَمَّا كَانَ الْيَوْمُ الَّذِي دَخَلَ فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ أَضَاءَ مِنْهَا كُلُّ شَيْءٍ ، فَلَمَّا كَانَ الْيَوْمُ الَّذِي مَاتَ فِيهِ أَظْلَمَ مِنْهَا كُلُّ شَيْءٍ "
Dari Anas radhiyallahu 'anhu dia berkata: Di hari masuknya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ke Madinah segala sesuatu menjadi terang, dan di hari meninggalnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam semua menjadi gelap....[HR. Tirmidzy]Rasa cinta itu sulit untuk didefinisikan. Hakikat cinta Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebgian ulama mengatakan bahwa mengikuti beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, maka mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah perwujudan dari rasa cintanya. Sebagian yang lain mengatakan hakIkat cinta Nabi adalah mengikuti sunnah-sunnah beliau shalalllahu 'alaiihi wa sallam merasa segan untuk memaksiati, dan selalu ingin mentaati beliau 'alaihi assholatu wa salllam.
Adapula yang mendefiniskan bahwa mencintai beliau adalah jika disebutkan nama beliau shallallahu 'alaihi wa sallam maka dia bersholawat kepadanya, hatinya bergembira dengan disebutkanya.
Maka mencintai beliau adalah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah mentaati perintahnya, menjauhi larangannya, membenarkan apa yang dikabarkan dan tidaklah beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang diperintahkan.
Hukum cinta kepada Nabi adalah wajib menurut ijma' kaum muslimin. Allah berfirman:
النَّبِيُّ أَوْلَىٰ بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ ۖ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ ۗ
Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. [Q.S Al-Ahzab Ayat 6]Rasulullah shalalllahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أنا أولى بالمؤمنين من أنفسهم
Saya adalah orang yang lebih berhak bagi kaum mukminin daripada diri-diri mereka. [H.R Bukhari]
وقال النبي صلى الله عليه وسلم: «لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين
Dan berkata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak beriman seseorang diantara kalian sampai aku lebih ia cintai dari orangtuanya, anaknya dan seluruh manusia. [H.R Bukhari dan Muslim]
عن عبدالله بن هشام رضي الله عنه قال: كنا مع النبي صلى الله عليه وسلم وهو آخذ بيد عمر بن الخطاب، فقال له عمر: يا رسول الله، لأنت أحب إليَّ من كل شيء إلا من نفسي! فقال النبي صلى الله عليه وسلم: ((لا والذي نفسي بيده، حتى أكون أحب إليك من نفسك))، فقال له عمر: فإنه الآن والله لأنت أحب إلي من نفسي، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: ((الآن يا عمر))؛ رواه البخاري
Dari Abdillah bin Hisyam radhiyallahu 'anhu berkata : Dulu kami bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan dia menggandeng tangan Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu maka Umar berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam : Sungguh engkau adalah orang yang paling aku cintai dari apapun kecuali diriku sendiri. Berkata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam : Tidak, demi jiwaku yang berada di tangannya, sampai akulah yang lebih kamu cintai daripada dirimu sendiri, Maka Umar berkata : Sesungguhnya sekarang kamu yang lebih aku cintai daripada diriku sendiri. Berkata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam : sekarang wahai Umar. [H.R Bukhari].
عن أنسٍ رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((ثلاثٌ من كن فيه وجد بهن حلاوة الإيمان، من كان الله ورسوله أحبَّ إليه مما سواهما
Dari Anas radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: 3 hal bagi siapa saja yang ada pada dirinya ia akan merasakan manisnya keimanan,-salah satunya- barang siapa yang Allah dan Rasulnya lebih ia cintai dari segala hal yang selai keduanya.Ada seseorang yang mengaku mencintai Allah di zaman Nabi shallallahu alihi wa sallam akan tetapi dia tidak menaatinya kemudian turun ayat:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Ali Imran 31].Maka Allah menerangkan jika benar kecintaannya kepada Allah maka diperintahkan untuk mengikuti rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
berkata Imam Asy Syafi'i rahimahullah:
إنَّ الْمُحِبَّ لِمَنْ يُحِبُّ مُطِيعُ
"Sesungguhnya orang yang mencintai itu menta'ati orang yang dicintai."
Maka bukti terbesar bahwa seseorang mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah mentaati perintahnya, menjauhi laranganya, membenarkan apa yang dikabarkan dan tidaklah beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang diperintahkan.
Maka unsur kecintaan terhadap nabi adalah menolongnya, membelanya, mengikuti sunahnya dan mentaatinya.
Kenapa kita harus mencintai Nabi shalallahu alaihi wa sallam?
Karena Beliau adalah Rasulullah, karena beliau adalah orang yang dicintai Allah, karena beliau adalah kekasih Allah subhanahu wa ta'ala, karena beliau adalah orang yang sangat jujur dan sangat terpercaya, sangat lembut hatinya dan sangat penyayang.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. [Q.S At-taubah 128]Apabila yang telah kita sebutkan tersebut adalah sebagian kecil sifat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam maka pertanyaanya adalah apa kewajiban kita terhadap beliau? Maka kewajiban kita adalah kita mencintai beliau dengan cinta yang sangat besar akan tetapi tidak boleh melebihi cinta kita keada Allah subhanahu wa ta'ala.
Kita wajib mencintai siapa yang dicintai beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau mencintai kaum mukminin seluruhnya yang pernah dilihat maupun yang belum pernah beliau lihat.
Kewajiban kita mencintai sahabat beliau radhiyallahu 'anhum, karena beliau sangat mencintai mereka, dan kita mencintai istri-istri nabi Ibu dari kaum mukminin, dan kita mencintai ahli bait Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan mendahulukannya atas seluruh manusia selain kepada kedua orang tua kita, kecuali jika orang dari kalangan ahlu bait tersebut fajir, atau ahli maksiat atau mubtadi' maka tidak ada kemuliaan padanya
Termasuk dari konsekuensi kecintan terhadap Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah membela sunnah beliau shallallahu alaihi wa sallam.
Termasuk dari konsekuensi kecintan terhadap Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah bersholawat terhadap beliau shallallahu alaihi wa sallam apabila beliau disebutkan di hadapanmu.
Ada perkara yang sangat dibenci oleh beliau shallalahu alaihi wa sallam yaitu sikap melampaui batas dalam memuji Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
لا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ رواه البخاري
Janganlah kalian melampaui batas dalam memujiku, seperti melampaui batasnya orang-orang nasrani terhadap Isa Ibnu Maryam, akan tetapi saya adalah hamba Allah, maka katakan: hamba Allah dan rasulnya.Apabila beliau melarang kita untuk menyanjung dan memuji beliau secara berlebihan, maka bagaimana jika memuji dengan ucapan yang tidak pantas diucapkan kecuali kepada Allah subhanahu wa ta'ala maka bisa terjatuh dalam kesyirikan waliyazdubillah.
Penutup:
Wajib bagi kita untuk mengetahui bahwa tidak ada kehidupan bagi kita kecuali dengan kecintaan terhadap Allah ta'ala dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan tidak ada kebahagiaan bagi kita kecuali dengan kecintaan terhadap Allah ta'ala dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Wajib bagi kita untuk mengetahui bahwa kecintaan kita kepada Allah ta'ala adalah puncak kecintaan yang tidak boleh ada tandingannya, dan kecintaan kita terhadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dalam rangka menta'ati-Nya
Kemudian beliau menutup dengan sholawat kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Semoga Allah ta’ala senantiasa membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat.
Disusun oleh Redaksi Tauhid.or.id
_____________________
Guru besar qismus Sunnah Fakultas Ushuluddin, Universitas Muhammad bin Su’ud. Penasehat Kementrian Agama Kerajaan Saudi Arabia. Murid Asy-syaikh Abdul Aziz bin Baaz dan Asy-syaikh Ibnu Utsaimin rahimahumllah